DEMOKRASI.CO.ID - Seandainya kalian punya uang nganggur Rp 10 juta, dari pada habis untuk konsumsi yang nggak jelas mending diinvestasikan. Reksa dana bisa menjadi salah satu pilihan. Tapi kira-kira seberapa besar untungnya?
Reksa dana merupakan produk investasi yang dikelola oleh perusahaan manajer investasi (MI). Perusahaan MI akan meramu produk-produk reksa dana dengan racikan kandungan investasi di dalamnya.
Menariknya sekarang perusahaan MI membuat berbagai produk reksa dana yang cukup terjangkau. Bahkan ada produk reksa dana yang bisa dibeli dengan harga Rp 100 ribu, tapi dengan konsep menabung.
Saat ini juga banyak fintech ataupun e-commerce yang menjajakan produk reksa dana. Artinya membeli reksa dana tidak ribet seperti dulu yang harus mendatangi kantor MI.
Ada berbagai jenis reksa dana mulai dari reksa dana pasar uang, ada pula reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana saham, reksa dana terproteksi, reksa dana indeks, reksa dana dengan penjaminan, hingga Exchanged Traded Fund (ETF).
Jenis-jenis reksa dana itu tergantung dari pengelolaan dananya. Misalnya reksa dana saham, uang nasabah akan dikelola di pasar saham. Nah masing-masing MI memiliki racikan masing-masing. Oleh karena itu kinerjanya berbeda-beda.
Ada yang memberikan keuntungan hingga 40% lebih tapi ada juga yang justru returnya negatif alias nilai reksa dana kami turun.
Ambil contoh misalnya reksadana Pool Advista Kapital Syariah yang sepanjang 2020 tumbuh hingga 46,01%. Kinerja produk ini menjadi yang paling tinggi dari jenis reksa dana saham.
Nah jika membeli produk tersebut di awal 2020 dengan nilai Rp 10 juta, lalu berapa keuntungannya?
Di reksa dana ada yang namanya Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) dalam bahasa Inggris. Itu merupakan nilai bersih dari total kekayaan sebuah produk reksa dana, tentunya setelah dikurangi biaya-biaya operasi seperti biaya kustodian dan biaya MI.
Nah NAB inilah yang menjadi rujukan nilai sebuah produk reksa dana. Oleh karena itu setiap harinya nilai NAB fluktuatif atau bergerak mengikuti kinerja investasi dari ramuan MI-nya.
Tapi NAB bukanlah harga reksa dana. Untuk harga reksa dana sendiri berasal dari NAB dibagi unit penyertaan (UP).
Misalnya di awal 2020 detikers membeli reksa dana dengan uang Rp 10 juta tadi. Saat itu reksa dana tersebut memiliki NAB/UP sebesar Rp 2.000. Maka UP yang di dapat saat itu RP 10.000.000 : Rp 2.000 = 5.000 UP.
Jika dalam satu tahun naik 46% maka nilai NAB/UP di akhir 2020 sebesar Rp 2.920. Lalu jika di level itu reksa dana itu dicairkan nilai portofolionya menjadi 5.000 UP x Rp 2.920 = Rp 14.600.000.
Jika dikurangi modal, maka keuntungan bersih yang di dapat selama 1 tahun dari investasi di reksa dana bisa mencapai Rp 4,6 juta. Itu jika Rp 10 juta modalnya, bisa hitung sendiri jika modalnya Rp 100 juta maka untung bersihnya Rp 46 juta satu tahun.(dtk)