DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat politik Rocky Gerung mengomentari soal hebohnya dugaan kudeta terhadap Partai Demokrat oleh sejumlah orang, termasuk KSP Moeldoko. Menurutnya, sekarang ini pihak Istana sedang berhati-hati untuk bicara soal polemik ini.
Pasalnya, bisa jadi tudingan kudeta tersebut menyangkut banyak pihak. Meskipun demikian, Rocky Gerung tetap ingin supaya skandal dibuka luas guna mewujudkan demokrasi yang bermutu.
Hal itu disampaikan oleh Rocky Gerung lewat video berjudul "SIAP-SIAP! SBY AKAN BONGKAR FAKTA-FAKTA KUDETA MOELDOKO!" yang tayang di kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu (3/2/2021).
"Publik tidak lagi menunggu apa yang dikatakan Partai Demokrat, tapi nunggu Jokowi mengucapkan sesuatu. Karena kerumitan politik kita kadang seolah presiden tak tahu, tapi Pak Moeldoko bereaksi cepat bilang 'jangan libatkan presiden., artinya psikologinya tahu presiden tahu ini," ujar Rocky Gerung seperti dikutip Suara.com pada Kamis (4/1/2021).
"Sehingga publik menuntut apa artinya jangan libatkan presiden. Padahal Partai Demokrat kirim surat ke Presiden karena KSP adalah kantor yang merawat isu publik dan kepentingan Presiden. Ini tidak bisa dilepas dari konstelasi kekuasaan Istana," sambungnya.
Rocky Gerung melanjutkan dengan menyinggung kira-kira siapa dari pihak istana yang akan berbicara ke publik soal dugaan kudeta terhadap Partai Demokrat. Kata dia, seharusnya Presiden Jokowi sendiri yang bersuara akan hal ini.
"Etis partai tanya ke presiden. AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) jangan dilihat sebagai orang baru. Dia resmi ketua Partai Demokrat. Ini yang harus dijawab Presiden," ujarnya.
Menyoroti soal Moeldoko yang terseret atas dugaan kudeta itu, Rocky Gerung menuturkan bahwa kasusnya tidak lagi ranah pribadi.
Pasalnya, kata Rocky Gerung KSP merupakan telinga dan lidah Presiden yang dibentuk guna memback-up tugas-tugasnya.
"Moeldoko bilang pribadi, ini gimana pribadi, ini dari awal dinyatakan KSP untuk membackup Presiden. Kalau pribadi untuk apa ke istana. Kalau anda bukan KSP gak ada yang peduli. Gak bisa moel bilang ini pribadi," ucap Rocky Gerung.
"Ini terkait kedudukan dia. Skandal ini menyangkut Moeldoko sebagai KSP. Ambisi Moeldoko berpolitik, dia menabung koin politik di KSP. Dia menguasai informasi, jaringan, karena kedudukannya tinggi," tegasnya menambahkan.
Kepada Moeldoko, Rocky Gerung mengingatkan agar cermat dalam membuat strategi. Sebab, seorang jenderal pun kata dia bisa kalah kalau sudah tidak terlatih membaca peta.
Rocky Gerung mengatakan, Moeldoko seharusnya membuka selebar-lebarnya soal tudingan kudeta Partai Demokrat ini agar tidak kepleset di kemudian hari.
"Jenderal kalau sudah gak terlatih strateginya bisa salah baca peta. Moeldoko buka aja, nanti malah makin banyak nikung-nikung, nanti kepleset sendiri karena Partai Demokrat tahu tikungan yang licin, bahkan licin hujan ditaruh oli pula," terang Rocky Gerung.
"Sayang Pak Moeldoko kepleset karena tergesa-gesa untuk denial sesuatu yang mungkin secara cermat disimpan Partai Demokrat. Dua kali kalah nanti Pak Moeldoko," tandasnya.
Moeldoko Bantah Tudingan Ingin Kudeta Partai Demokrat
Moeldoko menikmati tuduhan dirinya pernah bertemu sejumlah kader Partai Demokrat untuk melakukan rencana kudeta terhadap sang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono. Pernyataan itu dia sampaikan saat ditanya apakah merasa menjadi korban dalam isu ini.
"Saya menikmati saja, kalau saya, menikmati saja. Silakan aja, diributkan lagi lebih bagus lagi," kata Moeldoko di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2021).
Kepala Staf Kepresidenan itu juga menepis isu yang menyatakan kalau dia mau maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Menurutnya, pekerjaaan sebagai KSP sudah banyak sehingga tidak tersebit dalam pikirannya terkait hal itu.
"Terus dibilangin mau jadi Presiden, yang tidak-tidak saja itu. Ah kerjaan gua setumpuk gini ngurusin yang enggak-enggak saja. Jangan lah membuat sesuatu, ini kaya dagelan. Lucu-lucuan," kata dia.
Eks Panglima TNI itu juga menyinggung isu kudeta yang menyeret namanya.
Moeldoko mengandaikan seandainya ia memiliki senjata, mana mungkin bisa langsung menodong para kader Partai Demokrat untuk datang pada dirinya.
"Moeldoko mau kudeta? Lah kudeta apa. Anggaplah saya punya senjata, Panglima TNI pingin jadi Ketua Demokrat. Emang bisa gua todong senjata para DPC, DPD, 'eh datang sini, gua todong senjata'," papar Moeldoko.[sc]