DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo dianggap mirip seperti pendiri negara Republik Rakyat China, Mao Zedong karena hanya gimmick dihadapan pimpinan organisasi media massa.
Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, Presiden Jokowi harusnya terlebih dahulu membuktikan menertibkan buzzer jika mau dianggap demokratis dan terbuka menerima kritik.
"Gunakan kewenangan sebagai Presiden RI untuk memberikan abolisi bagi semua tahanan politik yang mengkeritik kebijakan pemerintah seperti Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12/2).
Satyo pun menilai, sosok Mao Zedong yang saat ini sedang ramai diperbincangkan memang mirip dengan gaya Jokowi saat ini.
"Jika flashback yang terjadi di Tiongkok beberapa dekade lalu memang begitu. Namun sepertinya Jokowi lebih kepada gimmick karena berkaitan saat di depan pimpinan organisasi media massa," katanya.
Dengan demikian, Satyo meminta bukti kepada Jokowi untuk terlebih dahulu membebaskan orang-orang yang telah dipenjara akibat mengkritik.
"Maka pembuktiannya adalah pembebasan orang-orang yang dipenjara terkait kritiknya terhadap kebijakan pemerintah," pungkasnya(RMOL)