DEMOKRASI.CO.ID - Peluru' baru di tengah isu kudeta Partai Demokrat datang dari Andi Mallarangeng. Dia membawa-bawa nama 'Pak Lurah' hingga menyeret 2 partai baru ke tengah pusaran isu.
Seperti diketahui, isu kudeta ini berawal saat Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar jumpa pers dan menyebut ada gerakan yang hendak mengambilalih posisinya sebagai Ketum. Gerakan itu disebut melibatkan kader aktif Demokrat, eks kader hingga orang di lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Belakangan, orang itu disebut sebagai Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Moeldoko mengakui pernah bertemu dengan kader Demokrat namun membantah hendak melakukan kudeta Partai Demokrat.
Meski demikian, kader-kader Partai Demokrat masih terus melempar isu-isu baru. Yang teranyar, politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengungkap pengakuan kader partai yang bertemu dengan Moeldoko. Berdasarkan laporan kader, Andi mengatakan Moeldoko berbicara terkait rencana pengambilalihan PD melalui kongres luar biasa (KLB).
"Ya yang kita dapat laporan dari kader-kader, yang bertemu dengan Pak Moeldoko yang sudah kita bikin berita acaranya, bahwa beliau bertemu itu, ya kader-kader kita kaget karena tiba-tiba ada Pak Moeldoko, lalu di situ berbicara KLB, rencana beliau untuk mengambil alih Partai Demokrat melalui kongres luar biasa," kata Andi Mallarangeng kepada wartawan, Kamis (4/2/2021).
Menurut Andi, Moeldoko bahkan mengatakan telah mendapat restu dari Pak Lurah, termasuk sejumlah menteri, salah satunya Menkum HAM Yasonna Laoly.
"Dan kemudian katanya juga sudah direstui oleh Pak Lurah serta menteri lainnya, termasuk Menkum HAM," ujarnya.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dituding hendak mengambil alih Partai Demokrat dan menjadi capres di Pemilu 2024. Moeldoko menjawab isu itu.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dituding hendak mengambil alih Partai Demokrat dan menjadi capres di Pemilu 2024. Moeldoko menjawab isu itu. Foto: Agung Pambudhy
Tak hanya itu, Andi Mallarangeng juga membawa-bawa partai lain ke isu kudeta Partai Demokrat ini.
Andi Mallarangeng menyebut ada dua kali pertemuan antara Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dengan kader Demokrat. Dalam pertemuan itu, kata Andi, Moeldoko mengungkap keinginan maju capres 2024.
"Jadi pertemuannya dua kali, yang ditelepon kan ada beberapa orang ditelepon untuk datang ke Jakarta, lalu kemudian itu pertemuan di Hotel Aston, bukan di rumah beliau," kata Andi kepada wartawan, Kamis (4/2/2021).
"Lalu ada lagi pertemuan dengan petinggi Demokrat lain, di Hotel Aston juga, nah di situ dia bicara bahwa rencananya untuk maju di 2024," lanjut Andi.
Andi mengungkap klaim Moeldoko sudah mendapat restu dari dua partai politik, yakni PKB dan NasDem. Untuk itulah dia siap jika Demokrat mendukungnya.
"Dan katanya PKB sudah mendukung, NasDem sudah mendukung, butuh Demokrat dia siap menjadi ketua umum melalui kongres luar biasa. Dan sudah di-planning untuk 300 lebih suara, segala macam," ujarnya.
Dua parpol yang disebut-sebut Andi Mallarangeng pun angkat bicara.
PKB tegas menepis pernyataan Andi Mallarangeng soal dukungan ke Moeldoko di Pilpres 2024. PKB menyatakan belum membahas soal Pilpres.
"Itu tidak benar. PKB belum ngurusi capres, apalagi nama calon," tegas Waketum PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan, Kamis (4/2/2021).
Jazilul meminta PKB tidak dilibatkan dalam urusan partai lain. Terlebih, saat ini isu 'kudeta' Partai Demokrat sedang menjadi sorotan banyak orang.
"Jangan libatkan PKB dalam masalah rumah tangga orang lain," ucapnya.
Senada dengan PKB, NasDem juga membantah tudingan Andi Mallarangeng. NasDem mengaku belum membicarakan ihwal Pilpres 2024.
"Menurut saya sih halusinasi kali ya karena NasDem sampai hari ini belum pernah membangun komunikasi dengan siapapun apalagi personal tentang pencapresan 2024," kata Waketum NasDem, Ahmad Ali, kepada wartawan.
Ali mengatakan pencapresan 2024 di NasDem akan dilakukan melalui proses konvensi. Jadi, menurutnya tidak benar kalau NasDem sudah mengeluarkan dukungan kepada Moeldoko.
"Jadi nggak benar itu fitnah dah NasDem belum bicara sampai pada sejauh itu dan hari ini NasDem lebih fokus bagaimana bicara konsolidasi internal membuat struktur partai NasDem secara kelembagaan. Kita belum bicarakan isu politk dan kewenangan untuk calon presiden itu adalah kewenangan ketum," tuturnya.(dtk)