DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Andi Arief mengaku heran Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko merasa tertekan.
Pasalnya, meski gerakan kudeta atau Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) terungkap dan dibuka, Moeldoko masih tetap bergerilya.
"Pak Moeldoko, Anda merasa ditekan?," kata dia dalam akun Twitter miliknya @Andiarief_, Jumat (26/2).
"Kita tahu bahkan setelah gerakan kudeta ini terungkap dan Ketum PD mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi dan mengeluarkan statement, anda masih terus bergerak bersama segelintir kader yang bersekongkol dengan anda. Kok kenapa merasa ditekan," ujar Andi Arief dalam twit yang sama.
Meski Moeldoko membantah keras, Partai Demokrat sangat yakin mantan Panglima TNI itu terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD).
Terakhir, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY juga menyinggung gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, yang menurutnya melibatkan Moeldoko. Presiden dua periode itu meyakini Presiden Joko Widodo tidak mengetahui tindakan anak buahnya itu.
"Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi," kata Yudhoyono dalam rekaman video, Rabu (24/2).
Menanggapi itu, Moeldoko mengaku tertekan. Dia balik mengancam bahwa bisa melakukan "sesuatu" jika terus ditekan.
"Saya ingin mengingatkan semuanya ya, saya ingin mengingatkan, karena saya bisa sangat mungkin melakukan apa itu langkah-langkah yang saya yakini," ujar Moeldoko.
"Jadi saya berharap, jangan menekan saya karena seperti tadi saya katakan, saya tidak tahu situasi itu, saya pesan seperti itu saja karena saya punya hak seperti apa yang saya yakini," lanjut dia, Kamis (25/2). (RMOL)