DEMOKRASI.CO.ID - Dokter forensik RSUD Sultan Sulaiman Sei Rampah, Sergai, Sumut, dr Abdul Gafar Parinduri SPFM mengatakan, dari hasil autopsi sementara, terdapat luka di tubuh almarhumah Rizka.
Di bagian wajah terdapat luka memar. Kemudian, dugaan sementara korban dihabisi dengan cara dibekap.
“Namanya mau dibunuh, pasti dia (Rizka) meronta. Namun tanda kekerasannya jelas sekali,” katanya.
Pada bagian wajah, di mulut dan hidung dibekap tandanya tidak bisa bernafas dan membiru mukanya.
“Pergelangan tangannya dipegang itu, tapi tidak ada tanda ikatan,” kata Gafar, Selasa (22/2/2021) seperti dikutip tribunmedan.
Lantas, apakah korban sebelum dibunuh sempat dirudapaksa oleh pelaku, dokter Gafar memastikan bahwa hal itu tidak terjadi.
Hanya saja, kata Gafar, ada luka lama di bagian alat vital korban.
“Kalau tanda-tanda diperkosa enggak ada, karena pada saat itu dia sedang halangan. Tapi ada tanda sudah pernah berhubungan, namun itu luka lama, bukan baru,” kata Gafar lagi.
Disinggung lebih lanjut mengenai kondisi jenazah, dokter Gafar memohon maaf. Dia meminta awak media menanyakan langsung pada aparat kepolisian.
Sementara itu, Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan menyebutkan hubungan antara Aipda Roni dan korban Rizka Fitria hanya terkait pekerjaan.
Rizka Fitria bekerja sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) atau honorer di Polres Belawan.
Aipda Roni Syahputra juga merupakan polisi yang bekerja di Polres Belawan.
Sementara Aprilia Cinta (16) merupakan kawan Rizka Fitria yang diajak Rizka ke hotel melati di Padangbulan untuk menemui Aipda Roni.
AKBP Nainggolan membeberkan saat diperiksa, pelaku Aipda Roni menyebutkan motif membunuh karena sakit hati.
“Waktu ditanya polisi dia jawab karena sakit hati, kan dia yang tahu,” jelasnya.
Terkait, apakah kedua korban diperkosa terlebih dahulu, Nainggolan tak menahu termasuk teknisnya.
“Enggak tahu, teknisnya ke Serse,” bebernya.
Seperti diketahui, Aipda Roni bertemu dengan dua korban, yakni Riska Fitria dan Aprilia Cinta di sebuah hotel melati di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan.
Aipda Roni yang mengajak dua perempuan muda itu bertemu di hotel melati tersebut.
Aipda menggunakan mobil dan menyetir sendiri dan membawa kedua korban ke dalam hotel melati itu.
Alasannya, Aipda Roni hendak menyelesaikan masalah antara dirinya dengan Riska Fitria, perihal titipan yang dititipkan Riska kepada Aipda Roni untuk disampaikan kepada tahanan di Mapolres Pelabuhan Belawan.[psid]