DEMOKRASI.CO.ID - Kasus penularan virus corona di Provinsi Sulawesi Barat mengalami lonjakan pasca adanya gempa. Sebab, kondisi pengungsian yang memprihatinkan, sehingga protokol kesehatan tidak rendah.
"Memang peningkatan covid ini setelah gempa, dengan adanya pengungsian yang begitu banyak, ribuan, memang sulit dihindari, karena orang mengutamakan penyelamatan sementara, mencari tempat aman, sehingga demikian mengabaikan covid," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Sulawesi Barat, Safaruddin, kepada wartawan, Jumat (05/02/2021).
Safaruddin menyebut, penyebaran tidak hanya menularkan warga, tapi puluhan relawan yang datang dari luar daerah juga ikut kena. Data terbaru, ada 51 relawan yang terpapar dengan status tanpa gejala.
"Beberapa tracking ke pengungsian, dan termasuk petugas lapangan, relawan-relawan itu memang ada yang terpapar covid, bahkan memang ada relawan yang belum bertugas, dirapid antigen dan itu yang positif, kemudian ada juga relawan yang pertama datang, kemudian ada juga yang susulan itu juga terpapar covid," ujarnya.
"Kebanyakan berstatus OTG (Orang tanpa gejala), tapi alhamdulillah sudah sembuh. Saya dapat informasi kemarin ada 51 orang relawan sudah sembuh semua, karena sebelum mereka turun lapangan mereka sudah dirapid antigen, entah mereka dapat dari mana , setelah itu istirahat, staminanya bagus kita rapid kembali alhamdulillah negatif semua," lanjutnya.
Safaruddin juga mengatakan kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan saat ini masih lemah. Namun, menurutnya, pemerintah setempat terus melakukan upaya untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.
"Tantangannya itu adalah ketika kita sosialisasi tentang covid tidak membawa bantuan itu bisa jadi boomerang. Orang mengatakan saya tidak butuh masker, saya tidak butuh diberi penjelasan tentang covid, saya butuh makan, butuh tenda, butuh tempat, itu yang jadi tantangan. Sehingga kita combain dengan BNPB dengan tim kesehatan, sehingga kita bisa masuk pelan-pelan, " tutupnya.
Hingga saat ini tercatat, penularan virus corona di Sulawesi Barat telah mencapai 4.232 kasus. Sebanyak 2275 kasus dinyatakan sembuh, dan 83 lainnya meninggal dunia.(dtk)