DEMOKRASI.CO.ID - Kapal perang militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) ternyata baru saja memergoki kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (People's Liberation Army Navy) atau PLAN menerobos masuk wilayah NKRI.
Berdasarkan informasi dilansir VIVA Militer, Kamis 10 Februari 2021, kapal perang militer China kepergok sedang berlayar di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) NKRI di perairan Laut Natuna Utara
Aksi kapal perang militer China masuk ke wilayah laut Indonesia terdeteksi oleh KRI Bontang 907. Kapal perang TNI yang berada di bawah Komando Armada (Koarmada) 1 TNI Angkatan Laut pada 4 Februari 2021.
Tak main-main, kapal perang China yang kepergok itu adalah Kapal Perang Xuchang 536. Kapal bertipe 054A/Jiangkai II-kelas Fregat.
Melalui akun resmi KRI Bontang menyiarkan ulang informasi yang dipublish jatosint tentang kemunculan kapal perang militer China itu. Saat dipergoki kepal perang China itu berada sekitar 82, nautical mile (NM) dari Continental Shelf atau landas kontinen.
Sedangkan jarak antara KRI Bontang 907 dengan Frigat Xuchang 536 cukup dekat, kedua kapal perang cuma berjarak 6,5 NM. Posisi kapal perang China teridentifikasi melalui Automatic Identification System (AIS) yang diaktifkan.
Perlu diketahui, KRI Bontang 907 merupakan kapal tanker dengan jenis Bantu Cair Minyak (BCM). Kapal perang ini BCM yang ketiga dimiliki TNI. Tugasnya sebenarnya untuk mendukung kapal tempur TNI.
Walau tak dikhususkan untuk bertempur, kapal berbobot 2,400 ton ini juga dilengkapi persenjataan pertahanan terbatas, seperti senapan mesin berat kaliber 12,7 milimeter. Ada juga kanon kaliber 20 milimeter. KRI Bontang mampu berlayar selama sebulan tanpa henti. Dan sejak diluncurkan pada 2018, KRI Bontang membantu pelaksanaan patroli laut.
Belum diketahui, apa tujuan kapal perang China masuk ke ZEE Indonesia. Hanya saja, jika dikaji lebih jauh, wilayah perairan Laut China Selatan (Laut Natuna Utara) dalam beberapa pekan ini sedang memanas seiring dengan provokasi yang dilancarkan Angkatan Laut Amerika.
Bahkan, Angkatan Laut Amerika dengan sengaja keluyuran di sekitar Kepulauan Paracel yang dikuasai China. Tak tanggung-tanggung, Amerika mengerahkan dua kapal induk sekaligus ke LCS, yaitu USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz. (*)