DEMOKRASI.CO.ID - Keberadaan pendengung atau buzzer di lingkaran pemerintahan dianggap sebagai fenomena dari berkembangnya era digitalisasi.
Begitu disampaikan Wakil Ketua Umum Jokowi Mania (Joman), Iradat Ismail dalam diskusi virtual Tanya Jawab Cak Ulung bertajuk "Disuruh Kritik, Tapi Siapkan Buzzer" yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL secara virtual, Kamis (11/2).
"Kalau kami relawan Jokowi Mania melihat bahwa buzzer ini adalah fenomena di mana era teknologi," ujar Iradat.
Keberadaan buzzer pun dinilainya sebagai hal yang wajar. Tak hanya di Indonesia, kata dia, para pendengung ini juga nyatanya ada di banyak negara lain, seperti di pemerintahan Amerika Serikat (AS) era Donald Trump.
"Pmerintahan Trump pun ada kelompok-kelompok buzzer yang kemudian entah siapa yang mengorganisir, itu sering muncul. Itu adalah efek dari era digital saat ini," tegasnya.
Di Indonesia, kata dia, fenomena buzzer berada di dua sisi, baik yang diorganisir pemerintah dengan istilah influencer maupun dari kubu oposisi yang terus mengritik kebijakan pemerintah.
Joman sendiri memastikan tetap melakukan kritik ketika ada kebijakan yang melenceng dan tidak tepat, meski pada dasarnya Joman adalah kelompok pendukung Presiden Joko Widodo.
"Jadi harus dipilah. Wallahua'lam apakah kemudian buzzer itu diorganisir oleh pemerintah, itu sesuatu yang berbeda ya," tandasnya. (*)