DEMOKRASI.CO.ID - Pernyataan eks Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV KSP, Bambang "Beathor" Suryadi yang menyebut Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko pantas menjadi Presiden 2024 menggunakan kendaran Partai Demokrat, dinilai keliru.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan, Indonesia tidak kekurangan figur dengan kapabilitas dan integritas moral politik yang berkeadaban serta berdemokrasi dengan terhormat.
Seperti diketahui, nama Moeldoko menjadi sorotan dan diduga berada dibalik gerakan upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono dari jabatan ketua umum Partai Demokrat.
"Tidak berdasar. Indonesia ini tidak kekurangan orang pintar dan orang dengan kapabilitas tinggi untuk menjadi pemimpin," ujar Herzaky kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/2).
"Kepala Staf Presiden Moeldoko memang doktor dan jenderal, tapi apakah beliau punya etika dan paham fatsun politik?" imbuhnya menegaskan.
Herzaky justru merasa heran dengan sikap tidak terpuji ditunjukkan oleh para pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) yang disebut didalangi oleh Moeldoko itu.
Pasalnya, mereka mengajak para pemilik suara di Partai Demokrat bertemu dengan berbohong bakal memberikan bantuan bencana.
Namun ternyata, setelah bertemu malah membahas mengenai pencapresan Moeldoko untuk 2024 dengan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat sebagai langkah awalnya.
"Bahkan, kemudian menjanjikan insentif Rp 100 juta rupiah per orang jika setuju melaksanakan KLB. Ini masuk dalam kategori money politics yang sangat merusak sendi-sendi demokrasi kita," katanya.
"Apakah pantas seorang Kepala Staf Presiden, orang dekat presiden, jenderal pula, bersama timnya, melakukan kebohongan dan tipu daya agar kader-kader kami mau bertemu?" sambung Herzaky.
Politikus muda Partai Demokrat ini juga menanyakan prestasi dan keberhasilan dari mantan Panglima TNI itu dalam hal memimpin sebuah partai politik apabila maju pada gelaran Pilpres 2024 mendatang.
"KSP Moeldoko ini keberhasilannya memimpin partai mana, ya? Setahu kami, beliau pernah menjadi pengurus salah satu partai lain sebelum ini. Ada prestasi dan terobosan apa beliau di partai sebelumnya? Memimpin partai itu tidak mudah," herannya.
"Janganlah gagal di tempat lain, lalu mau jalan singkat, melakukan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat yang sedang naik daun," tegasnya. (RMOL)