SUDAH menjadi kebiasaan Amirul Mukminin Umar bin Khattab RA, sebelum melarang atau menegur orang lain, terlebih dahulu dia memulai dari keluarganya. Suatu hari, dia memberi peringatan kepada keluarganya dan berkata.
"Orang-orang memandang kalian seperti daging santapan burung, kalau saya mendengar di antara kalian ada yang melakukan kesalahan, maka saya akan melipatgandakan hukuman untuk kalian," kata Umar bin Khattab seperti dikutip dalam buku Sang Legenda Umar bin Khattab karya Yahya bin Yazid Al Hukmi Al Faifi.
Dalam sebuah kisah di buku yang sama disebutkan, dari Abdullah bin Umar RA, bahwa saudaranya yang bernama Abdurrahman bin Umar bersama Abu Saru'ah bin Al Harits mabuk karena minum khamar ketika berada di Mesir di masa Khalifah Umar bin Khattab. Pagi-pagi setelah bangun tidur, mereka berdua menghadap Gubernur Mesir Amru bin Ash.
Mereka berkata kepadanya, "Semalam kami mabuk gara-gara minuman yang kami minum. Tetapi, kami sudah suci."
Abdullah berkata, "Saudaraku memberitahukan kepadaku, bahwa dia mabuk, kemudian saya mengatakan kepadanya, 'kemarilah, masuk! Saya akan menyucikan kalian!" Waktu itu saya tidak tahu apakah mereka sudah datang menghadap Umar. Saudara saya lalu mengaku bahwa dia sudah datang menemui Amirul Mukminin dan menceritakan hal itu kepadanya. Saya katakan, 'Hari ini janganlah memangkas rambut orang! Masuklah kemari, saya akan memangkas rambutmu sendiri. Karena pada masa itu, orang yang terkena hukum had, rambutnya dipangkas."
Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah. Abdullah berkata, "Saya yang akan membotakkan rambut saudara saya!"
Sedangkan Gubernur Mesir Amru bin Ash menyambuknya. Berita itu akhirnya didengar oleh Amirul Mukminin Umar bin Khattab di Madinah. Dia langsung melayangkan surat kepada Gubernur Mesir itu. "Secepatnya kirim Abdurrahman kepadaku!" Gubernur Mesir Mesir Amru bin Ash langsung menjalankan perintah itu.
Abdurahman bin Umar kemudian menghadap ayahnya, Amirul Mukiminin Umar bin Khattab. Atas kesalahannya itu, Umar menyambuknya. Setelah itu, dia dikirim ke pengasingan.
Selama sebulan keadaannya baik-baik saja. Tetapi, karena takdir Allah, setelah itu dia meninggal. Orang-orang menyangka dia meninggal dunia karena dicambuk oleh Umar. Padahal, sebab yang sebenarnya bukan karena hukuman itu. ***