DEMOKRASI.CO.ID - Kasus vaksinasi yang diterima Crazy Rich PIK, Helena Lim, tengah didalami kepolisian. Sebab, Helena menerima vaksin pada tahap khusus tenaga kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, saat ini pihak Dinkes DKI juga tengah melakukan investigasi bersama dengan pihak terkait di provinsi terkait status Helena.
"Tentu menjadi perhatian Pemprov DKI. Tim kita sudah memberikan yang terbaik dan memberikan investigasi pendalaman kasus tersebut dengan organisasi profesi dengan berbagai pihak dalam mendalami kasus ini," kata Widyastuti kepada wartawan, Kamis (11/2).
Namun, dia menjelaskan, vaksinasi bukan hanya diberikan hanya kepada tenaga kesehatan, tapi juga tenaga penunjang dan tenaga administrasi. Dia mengatakan itu sesuai dengan aturan dari pemerintah pusat.
"Di dalam edaran Dirjen P2P bukan semata-mata tenaga kesehatan, itu (ada) tenaga kesehatan, tenaga penunjang, dan tenaga administrasi lainnya," jelas Widyastuti.
Dia mengatakan penerima vaksin awalnya menerima SMS blast dari pemerintah terlebih dahulu, baru bisa melakukan verifikasi dan maju ke proses selanjutnya sampai disuntikkan vaksin.
"Kita mengikuti sesuai surat edaran Kementerian Kesehatan bahwa sempat ada masalah proses tidak smooth-nya digital, seperti contoh saya di awal mendapatkan SMS blast tapi pada saat perjalanan ada beberapa kendala," tutur Widyastuti.
Vaksinasi ini, kata dia, memang diperuntukkan bagi seluruh warga. Namun memang ada tahap prioritas yang didahulukan.
"Memang sesuai dengan arahan Bapak Presiden semua warga berhak harus mendaftarkan tetapi tahap sesuai kemampuan logistik yang ada, kesempatan yang ada dapat pada saatnya," tutup Widyastuti. (*)