DEMOKRASI.CO.ID - Sekretaris Badan Pemilu (Bapilu) Demokrat Kamhar Lakumani menyindir sikap kesatria Moeldoko. Kepala Kantor Staf Presiden itu dituding mengambil paksa (kudeta) kepemimpinan Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Ini bukan cermin sikap seorang perwira, yang menghalalkan segala cara, mempertontonkan arogansi kekuasaan, dan uang untuk merebut paksa Partai Demokrat," kata Kamhar dalam keterangan tertulis, Selasa, 2 Februari 2021.
Kamhar menyebut upaya mengudeta kepemimpinan suatu organisasi bukan pertama kali dilakukan Moeldoko. Mantan Panglima TNI itu disebut pernah merebut Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang saat itu dipimpin Prabowo Subianto.
"Dan kini mencoba mengusik kepemimpinan Mas Ketum AHY di Partai Demokrat yang notabene juniornya di Akmil," ungkap dia.
Kamhar menegaskan Demokrat solid di bawah Kepemimpinan AHY. Anak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dinilai sebagai sosok tepat sebagai pemimpin Demokrat.
AHY dinilai figur pemersatu serta memiliki kecakapan mengawal dan memimpin Partai Demokrat. Kamhar yakin AHY mampu mengembalikan kejayaan Demokrat.
"Untuk kembali memenangkan hati, pikiran, dan pilihan rakyat. Dan jawaban atas kebutuhan objektif itu adalah Mas Ketum AHY," tutur dia.
Kamhar meminta Mahkamah Partai dan Dewan Kehormatan Demokrat menindaklanjuti kader aktif yang mendukung Moeldoko. Sebanyak empat kader aktif Demokrat yang mendukung Moeldoko disebut ingin merebut kepemimpinan AHY.
"Mahkamah Partai dan Dewan Kehormatan Demokrat mengambil tindakan tegas berupa pemecatan kepada kader keblinger yang menjadi pelacur kekuasaan ini," tegas Kamhar.
Sebelumnya, Kepala Staf Presiden (KSP) mengingatkan AHY agar tidak mudah baper. Apalagi, AHY seorang pemimpin partai besar.
"Saran saya ya, menjadi seorang pemimpin harus kuat. Jangan mudah baperan," kata Moeldoko kepada wartawan di Jakarta, Senin, 1 Februari 2021.
Konteks baper yang dimaksud Moeldoko terkait dugaan upaya kudeta AHY dari Partai Demokrat. Dia juga mengingatkan agar AHY tak gampang terombang-ambing. Mantan Panglima TNI ini mengatakan pertemuan dirinya dengan kader dan mantan kader Partai Demokrat merupakan hal biasa.
"Ya, kalau anak buahnya enggak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol saja," ujar dia.
Moeldoko menjelaskan pertemuan ia dan kader Partai Demokrat hanya membahas isu terkini, bukan kudeta AHY dari Partai Demokrat. Ia pun tak mau ambil pusing bila ada tudingan tersebut.
"Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan silakan saja. Saya enggak keberatan," tuturnya. []