DEMOKRASI.CO.ID - Partai Demokrat mempersilahkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah bahwa dirinya diduga terlibat dalam perencanaan kudeta kepemimpinan Partai Demokrat.
Begitu disampaikan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam diskusi virtual Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk 'Politik Belah Bambu Menyasar Partai Demokrat' yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (2/2).
"Kalau dari kami jelaslah. Silahkan membantah," ujar Herzaky.
"Yang pasti, kami berdasarkan kesaksian dari para (saksi) yang hadir ditempat bahwa mereka keliatan terstruktur dan sistematis. Ada tiket, bayangin dijemput lho, kemudian diajak ke hotel, diinapkan. Ini kan kalau gak sengaja agak lucu aja gitu kan? ini enggak masuk akal," sambungnya.
Menurut Herzaky, pihaknya sudah mengantongi berdasarkan kesaksian dari para saksi bahwa pemufakatan yang dilakukan oleh oknum pejabat di lingkaran istana itu untuk merencanakan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat hingga pencapresan di 2024 nanti.
"Substansinya disitu jelas semua para pelaku gerakan membahasnya mengenai rencana KLB dan rencana pencapresan Bapak Moeldoko di tahun 2024. Untuk menuju kesana harus melalui apa? Mengambil alih Partai Demokrat, salah satunya dengan KLB. Kan dibicarakan disitu," tuturnya.
Herzaky menambahkan, pengakuan Moeldoko bahwa ia hanya kedatangan tamu dari berbagai daerah dan menemuinya itu merupakan bantahan yang dinilai tidak rasional.
"Dia (Moeldoko) bilang ketemunya di rumah, dia tidak ingat karena banyak yang dateng, ya lucu! orang ini pertemuannya sistematis dan terstruktur kok, kok bisa ngaku-ngaku gak ingat?" ungkapnya.
"Masak iseng-iseng mampir kan lucu, kecuali Pak Moeldoko lagi duduk-duduk santai di hotel mana, ada yang lewat, numpang foto, ngobrol, itu lain lagi," lanjutnya.
"Itu sudah disiapkan, kok ngumpul ujug-ujug selesai baru dia (Moeldoko) didatangkan, ya gimana ceritanya bahwa itu tidak disengaja atau dia lupa? agak bingung juga," demikian Herzaky.
Kepala Staf Kantor Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko sebelumnya mengklarifikasi ihwal kabar yang beredar bahwa dirinya disebut-sebut menjadi salah satu pihak di lingkaran Istana yang berupaya melakukan 'kudeta' kepemimpinan di Partai Demokrat.
Moeldoko mengatakan, memang ada sekelompok orang dari berbagai daerah yang datang menemuinya.
"Beberapa kali banyak tamu berdatangan. Saya orang terbuka. Saya mantan Panglima TNI tapi saya gak punya batas dengan siapapun, terbuka 24 jam. Siapapun," kata Moeldoko saat jumpa pers secara virtual, Senin malam (1/2).
"Mereka datang berbondong-bondong ya saya terima. Konteksnya apa saya juga gak ngerti. Dari ngobrol-ngobrol itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian. Berikutnya curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gue dengerin aja, gitu. Berikutnya ya udah dengerin aja," sambungnya.
"Saya sih sebetulnya prihatin melihat situasi itu. Karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," demikian Moeldoko.(RMOL)