DEMOKRASI.CO.ID - Kondisi di Kampung Ilambe, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, sangat mencekam. Suara letusan senjata api menyalak bergantian dari hutan-hutan dan perbukitan sekitar lokasi.
Di sebuah bangunan yang dipenuhi kendaraan berat proyek, tampak sejumlah prajurit militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersiaga dengan senjata sembari berlindung di area tertutup.
Namun, hari itu 13 Februari 2021, bukan waktu yang baik bagi prajurit Batalyon Infanteri Raider 715/Motuliato (Yonif Raider 715/MTL), sebab kebetulan merekalah yang berada di bawah hujan peluru yang ditembakkan secara brutal oleh kelompok separatis bersenjata OPM Papua.
Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA Militer, Selasa 16 Februari 2021, pasukan Raider TNI yang berada di bawah Komando Daerah Militer (Kodam) XIII/Merdeka itu berada di lokasi tersebut karena mereka tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pamrahwan).
Situasi tiba-tiba saja berubah kian mencekam tatkala salah satu prajurit TNI bernama Prada Maulana, mengerang kesakitan sembari memegangi kepala. Darah segar mengalir membasahi wajahnya. Rekan sesama prajurit TNI pun menghampiri.
Ya, Prada Maulana terluka, wajahnya terkena rekoset munisi yang ditembakan kelompok bersenjata OPM. Jadi ternyata OPM melakukan manuver serangan, mereka menyerang dari arah yang tak terduga.
Bantuan darurat pun diberikan, rekan korban berusaha menghentikan pendarahan dengan kain putih. Sedangkan prajurit TNI lainnya mengamankan lokasi dengan membentuk posisi siaga tempur. Selain itu, radio komunikasi terus menyala saling memberi arahan dan petunjuk kepada prajurit TNI lain yang berada di lokasi berbeda.