DEMOKRASI.CO.ID - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko mencuat heboh namanya karena terseret isu kudeta terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat. Diserang elite Demokrat, Moeldoko beberapa kali menyampaikan pembelaannya terkait isu kudeta.
Eks Panglima TNI itu pun masih nge-hits dengan fotonya yang sedang santai sambil memegang secangkor ngopi. Foto itu diunggah akun Facebook Dr.Moeldoko. Kalimat caption dalam foto itu "Aku Ngopi-Ngopi, Kenapa Ada yang Grogi."
Selain tulisan caption, unggahan foto itu disertai dengan penjelasan Moeldoko terkait sekumpulan laki-laki menikmati kopi, pembicaraan yang melebar soal pekerjaan, seni, bahkan politik.
Terkait itu, politikus Demokrat, Rachland Nashidik membalas unggahan Moeldoko. Melalui cuitan di Twitter, ia menyindir dirinya geli karena Moeldoko berbohong.
"Bukan grogi tapi geli. Orang lain ngopi pakai susu, Anda pakai bohong," tulis Rachland di akun Twitternya, @RachlandNashidik yang dikutip pada Jumat, 5 Februari 2021.
Rachland salah seorang elite Demokrat yang aktif menyindir Moeldoko soal isu kudeta. Ia pernah menyebut Moeldoko berbohong soal pertemuan dengan sejumlah mantan kader dan kader aktif Demokrat.
Pertemuan yang dimaksud Rachland berlangsung di salah satu hotel Jakarta untuk membahas kongres luar biasa (KLB). Ia menyampaikan demikian karena pengakuan Moeldoko yang didatangi sejumlah mantan kader di rumahnya.
Rachland juga pernah menyindir Moeldoko seperti air susu dibalas air tuba. Kalimat cuitannya diduga terkait moncernya karir militer Moeldoko yang pernah diangkat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Panglima TNI pada Agustus 2013. "Air susu dibalas air tuba. Memang kenal Jokowi tapi tidak kenal budi," tulis Rachland.
Cuitan terbarunya, Rachland meminta agar Jokowi selaku Presiden tak cuci tangan dalam keterlibatan Moeldoko dalam isu kudeta AHY. Sebah, peristiwa kudeta ini juga pernah dialami PDIP yang merupakan partai politik asal Jokowi.
"Pak Jokowi tak boleh cuci tangan. Presiden perlu memberi pesan kuat bahwa praktek ambil alih paksa partai politik itu salah. Itu dulu pernah dialami Partainya Presiden. Maka seharusnya Presiden tak menolerir perbuatan yang sama atau meniru, yang dilakukan anak buahnya sendiri," kata Rachland.
Moeldoko dalam klarifikasi terakhirnya menyampaikan tuduhan mengkudeta AHY adalah dagelan. Dia punya penjelasan terkait namanya yang dikaitkan dengan isu kudeta ini.
Menurut Moeldoko, jika pertemuan itu dicurigai sebagai persekongkolan jahat, sebenarnya ada elite politik lain yang juga melakukan pertemuan. Namun, pertemuan itu tak pernah menjadi ramai dan sampai dituduh merencanakan pengambilalihan kepemimpinan Demokrat.
"Pak LBP juga pernah cerita sama saya: ‘Saya (LBP) juga didatangi oleh mereka-mereka (kader Partai Demokrat)’. Tapi, enggak ribut begini. Terus dibilangin jadi presiden-lah. Kerjaan gua setumpuk begini, masa harus ngurusin yang begituan," katanya dalam keterangan pers di rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu sore, 3 Februari 2021. []