DEMOKRASI.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan berlangsung dua pekan yang lalu. Bahas apa?
"Ada (pertemuan) dua pekan lalu," kata Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, kepada wartawan, Jumat (5/2/2021).
Dahnil tidak menguraikan apa yang dibicarakan pada pertemuan itu. Dia pun tidak menjelaskan di mana pertemuan antara Gubernur DKI dan Menteri Pertahanan itu berlangsung.
"Tanya Mas Anies lengkapnya," kata Dahnil.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra M Taufik mengatakan pertemuan berlangsung di kantor Prabowo. Namun dia tidak mengetahui isu pertemuan.
"Di kantor Pak Prabowo," kata M Taufik.
Hubungan Anies Baswedan dengan Gerindra sempat jadi sorotan lantaran Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis melempar kritik. Pangkalnya adalah Anies Baswedan meminta pemerintah pusat mengambil alih koordinasi penanganan COVID-19. Ali Lubis kemudian meminta Anies mundur.
"Aksi spektakuler Anies Baswedan yang selama ini dipertontonkan untuk melawan COVID-19 di DKI Jakarta mendadak hilang, lenyap, dalam pemberitaan media nasional. Aksi spektakuler tersebut terlihat dari beberapa pergub yang dikeluarkan, bahkan bersama DPRD mengeluarkan perda terkait penanganan penanggulangan penyebaran COVID-19 di Jakarta," ujar Ali Lubis dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (25/1) lalu.
"Terkait hal di mana Anies Baswedan meminta pemerintah pusat mengambil alih koordinasi penanganan COVID-19 di Jakarta menimbulkan pertanyaan besar apakah Anies Baswedan nyerah lawan COVID-19? Jika seperti itu, sebaiknya mundur saja dari jabatan gubernur," ucapnya.
Belakangan, Gerindra menegur Ali Lubis karena pernyataannya itu. Gerindra menegaskan dukungan ke Anies dan Ahmad Riza Patria.
Sementara itu, nama Anies juga disorot lantaran revisi RUU Pemilu yang mewacanakan Pilkada DKI Jakarta akan dilaksanakan 2022. Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, menilai ada sejumlah partai yang mencari atau mempertahankan jagoannya untuk Pilpres 2024. Salah satunya melalui jalur awal, yakni Pilkada 2022.
"Jadi ada partai-partai yang mencari jagoan atau mempertahankan jagoan, ya misalnya mau mencari calon presiden baru atau alternatif di luar yang ada sekarang ini melalui Pilkada Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim, terutama Pilkada Jakarta, karena Jakarta lah pilkada rasa pilpres," kata Qodari kepada wartawan, Rabu (27/1).
Nama Anies pun tersebut dipertahankan partai tertentu untuk maju pada capres 2024. Mengawali pencapresan itu, Anies dinilai bisa memulai dari Pilkada DKI 2022 jika tetap digelar.
"Kemudian juga yang ingin mempertahankan nama-nama yang ada sekarang, misalnya Anies di Jakarta. Kalau tidak pilkada, maka kemudian Anies tidak menjabat 2022-2024, karena diisi Plt," ujar Qodari.
Mengenai isu Pilkada 2022 dan Pilpres 2024 ini Anies menanggapi dingin. Anies menyebut dirinya masih fokus pada penanganan COVID-19.
"Nggak (komentar), sekarang kita urusin COVID dulu," singkat Anies, di Polda Metro Jaya, Rabu (3/2).[]