DEMOKRASI.CO.ID - Empat nama kader PDI Perjuangan (PDIP) muncul dalam hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait calon presiden (capres).
Nama tersebut ialah Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini atau Risma, Basuki Tjahaja Purnama (BTP), dan Puan Maharani.
Peneliti LSI Djayadi Hanan menilai nama tersebut masih memiliki peluang besar untuk maju di Pilpres 2024. Namun untuk nama BTP atau Ahok dinilai agak sulit karena memiliki kasus hukum di masa lalu.
"Masih berpeluang semua. Masih berpeluang semua. Kecuali mungkin kalau Pak Ahok mungkin agak sulit ya karena ya apa namanya karena mungkin pernah mengalami kasus hukum. Mungkin itu akan menjadi batu sandungan gitu, apa, tapi terutama kalau Pak Ganjar, Bu Risma, Bu Puan itu kan, ya semuanya masih berpeluang," kata Djayadi saat dihubungi, Selasa (23/2/2021).
Setidaknya, menurut Djayadi, para kader PDIP harus mampu meraup elektabilitas hingga mencapai 50 persen agar aman maju Pilpres 2024. Karena itu, ia menilai keempat nama kader PDIP yang ada dalam survei LSI belum berpeluang besar.
Djayadi pun menilai kinerja dan sosialisasi dari keempat kader PDIP tersebut akan berpengaruh terhadap elektabilitas mereka. Menurutnya, calon yang nantinya memiliki elektabilitas dominan akan dipertimbangkan PDIP untuk maju Pilpres 2024.
"Tergantung apakah mereka mampu bersosialisasi lebih kuat nanti. Kalau ada yang dominan banget, tentukan jadi pertimbangan juga. Tapi kan sekarang belum ada yang dominan gitu," ucapnya.
Djayadi pun mencontohkan Ganjar perlu melakukan sosialisasi lebih gencar dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Kemudian, Risma diminta memanfaatkan momen selama menjabat Mensos di masa pandemi COVID-19.
"Misalnya kalau Pak Ganjar, dia harus mensosialisasi lebih jauh ke masyarakat Indonesia secara lebih luas kan. Nggak hanya di Jawa Tengah, misalnya," ucapnya.
"Atau Ibu Risma mungkin juga dengan posisi dia sebagai Menteri Sosial punya panggung untuk bersosialisasi lebih luas di tingkat nasional. Apalagi di masa pandemi dia punya kesempatan untuk tampil lebih banyak kan karena Mensos menjadi leading sektor dalam program bansos, misalnya," sambungnya.
Melalui hasil survei LSI terkait capres 2024, Djayadi menilai semua potensi calon pasangan Pilpres sangat mungkin terjadi pada 2024. Termasuk mengenai desas-desus pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani maju Pilpres 2024.
"Ya mungkin saja (mereka maju Pilpres 2024) karena kan hampir semua partai perlu berkoalisi dengan partai lain," kata Jayadi.
Namun, Djayadi menilai peta politik Pilpres 2024 masih sangat cair. Menurutnya, calon pasangan untuk Pilpres 2024 masih belum benar-benar bisa dipetakan secara jelas.
"Jadi menurut saya belum bisa menentukan siapa berpasangan dengan siapa sekarang karena petanya masih cair. Karena kalau kita lihat sekarang petanya tuh masih cair. Jadi masih agak terlalu dini untuk menentukan siapa berpasangan dengan siapa," ucapnya.
"Kalaupun dibayangkan akan banyak sekali. Sementara kan dengan UU yang ada sekarang paling banyak pasangan 4, mungkin 3. Sementara kemungkinan pasangannya masih banyak," sambungnya.
Perihal survei LSI, survei ini dirilis pada Senin (22/2/2021) via siaran YouTube oleh direktur eksekutif mereka, Djayadi Hanan. Survei LSI survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden sebagai sampel basis. Margin of error dari ukuran sampel adalah +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Survei dilaksanakan pada 25-31 Januari 2021.
Hasilnya, muncul nama kader PDIP selain Ganjar Pranowo. Berikut ini namanya:
1. Ganjar Pranowo: 10,6% (urutan kedua survei)
2. Ahok: 7,2% (urutan keempat survei)
3. Tri Rismaharini: 5,5% (urutan keenam survei)
4. Puan Maharani: 0,1% (urutan ke-22 survei)
(dtk)