DEMOKRASI.CO.ID - Produsen foie gras Prancis, menyerukan pemusnahan massal bebek secara preventif sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran jenis flu burung yang parah yang merajalela di peternakan unggas di barat daya negara itu pada Kamis (7/1) waktu setempat.
Virus H5N8 yang sangat patogen pertama kali terdeteksi pada burung di sebuah toko hewan peliharaan di pulau Mediterania Corsica pada bulan November lalu, sebelum akhirnya menyebar ke peternakan bebek di daratan pada bulan Desember.
Beberapa negara Eropa telah melaporkan kasus infeksi tersebut, lima tahun setelah wabah besar mendorong pembantaian jutaan bebek di Prancis.
"Virus lebih kuat dari kita. Cluster baru terus bermunculan," kata kepala federasi CIFOQ produsen foie gras Prancis, Marie-Pierre Pe, seperti dikutip dari AFP, Jumat (8/1).
Jumlah wabah sekarang telah meningkat menjadi 124, kata Kementerian Pertanian pada hari Kamis, menambahkan bahwa sekitar 350 ribu itik telah disembelih sejak 24 Desember.
Awal pekan ini, kepala petugas veteriner pemerintah, Loic Evain, mengatakan lebih dari 200 ribu bebek telah disembelih dan 400ribu unggas lainnya akan dimusnahkan, dari sekitar 35 juta yang dipelihara setiap tahun.
Sementara, para pejabat di Belgia, pada Kamis (7/1) mengatakan mereka telah memusnahkan tiga kawanan unggas yang terkontaminasi - satu di Menin, di barat negara itu, satu lagi di Dinant di selatan dan yang ketiga di Dixmude di Flanders barat.
Badan keamanan pangan federal Belgia AFSCA, yang memerintahkan pemilik unggas untuk mengunci hewan mereka untuk menghindari kontaminasi, mengatakan bahwa 20 kasus virus telah ditemukan pada burung liar.
Herve Dupouy, seorang produsen Prancis yang mengepalai bagian unggas lokal dari federasi peternak FNSEA di departemen Landes, benteng industri foie gras, mengatakan "situasinya di luar kendali."
Dia meminta negara bagian untuk memusnahkan semua kawanan unggas di daerah tersebut dan memberlakukan pembekuan produksi selama dua bulan.
"Tidak ada solusi lain," katanya.
Sejauh ini pihak berwenang telah memusnahkan semua bebek dan angsa dalam radius tiga kilometer dari kawanan yang terinfeksi. Ayam dan kalkun dalam kisaran itu juga telah disembelih.
Kepala kamar pertanian Prancis, Sebastien Windsor, pada Rabu (6/1) menyerukan "tindakan radikal" untuk mencoba memulihkan kepercayaan di pasar ekspor seperti China yang mengumumkan pekan ini pihaknya menangguhkan impor unggas Prancis karena virus.
Lebih dari 25 juta bebek dimusnahkan pada wabah pertama, diikuti oleh 4,5 juta pada tahun berikutnya, menyebabkan penurunan tajam dalam produksi foie gras.
Selain Prancis dan Belgia, Belanda, Swedia, Inggris, dan Irlandia juga melaporkan wabah flu burung sejak musim dingin dimulai.
Otoritas Belanda memusnahkan sekitar 190 ribu ayam pada November karena ditemukannya virus di dua peternakan. []