DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief kembali membuat geger jagat dunia maya. Pasalnya, Andi Arief menyinggung sosok jenderal tua pelanggar hak asasi manusia (HAM) antidemokrasi.
Jenderal tua pertama kali didengungkan Andi Arief melalui akun Twitter-nya, @Andiarief__, Jumat (1/1). Andi Arief menaruh harap kepada Menko Polhukam Mahfud Md agar mendengarkan suara masyarakat sipil ketimbang jenderal tua pelanggar HAM.
"Mudah-mudahan Pak Prof @mohmahfudmd mau berdiskusi dan mendengarkan civil society yang pasti tak menjerumuskan, ketimbang mendengar pandangan-pandangan yang bisa menyesatkan dari jendral tua yang sudah terbukti menyesatkan dan melanggar HAM," kata Andi Arief.
Mahfud Md bergeming dan mempertanyakan sosok jenderal tua yang disebut Andi Arief. Mahfud mengaku kerap berdiskusi dengan sejumlah mantan jenderal, seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prabowo Subianto, hingga Luhut Binsar Pandjaitan (LBP).
"Jenderal Tua yg mana, Dinda? Bnyk jenderal senior yg sering berdiskusi dgn sy spt Pak SBY, Pak Prabowo, Pak LBP, Pak Tri, Pak Saiful S. 2 hr lalu sy malah dpt kartu greeting dari Pak SBY yg berlatar foto alam yg sangat indah hsl potretan Almrhm Bu Ani SBY. Hormat utk Pak SBY Folded hands," ucap Mahfud melalui akun Twitter pribadinya.
SBY merupakan purnawirawan jenderal kelahiran 1949 (70 tahun), Presiden ke-6 Republik Indonesia. Prabowo Subianto purnawirawan letnan jenderal kelahiran 1951 (68 tahun), mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad. Saat ini menjabat Menteri Pertahanan (Menhan).
Sementara itu, Luhut merupakan purnawirawan jenderal kelahiran 1943 (76 tahun), mantan komandan pertama Detasemen 81 Gultor Kopassus. Saat ini, Luhut menjabat Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Maritim). Sedangkan Try Sutrisno adalah purnawirawan jenderal kelahiran 1935 (84 tahun), Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia.
Cuitan Mahfud Md bertanya siapa sosok jenderal tua hanya dibalas ucapan selamat tahun baru oleh Andi Arief. Namun Andi Arief akhirnya membeberkan sosok jenderal tua itu.
"Yang jelas yang bukan disebut Pak Mahfud di tuitnya," kata Andi Arief kepada wartawan, saat ditanya siapa jenderal tua, Sabtu (2/1/2021).
Andi Arief tak menyebut secara gamblang siapa jenderal tua yang dia maksud. Namun Andi Arief membeberkan pengalaman sang jenderal tua itu.
"Bukan, tapi yang punya pengalaman antidemokrasi," ujarnya.
Berkaitan dengan demokrasi, Andi Arief merupakan aktivis yang malang melintang beraksi hingga 1998, sebelum akhirnya bergabung dengan Partai Demokrat. Andi Arief diketahui mengenyam pendidikan di FISIP Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kala menjadi Ketua Senat Mahasiswa FISIP UGM 1993-1994, dia dengan sejumlah aktivis mahasiswa membentuk Komite Penegak Hak Politik Mahasiswa (Tegaklima). Andi Arief termasuk satu di antara belasan aktivis mahasiswa yang diculik pada 1998 karena dianggap membahayakan rezim Orde Baru sebelum akhirnya dilepaskan.
Maka tak mengherankan bila Andi Arief getol bicara HAM hingga mendorong Mahfud Md mendengarkan masukan masyarakat sipil. Menurut Andi Arief, solusi masyarakat sipil lebih baik daripada jenderal tua pelanggar HAM.
"Poinnya, agar kerusakan tidak terlalu dalam, saya berharap Pak Mahfud mau mendengar masukan civil society yang concern pada masalah-masalah seperti ini. Solusi yang didapat pasti lebih baik," imbuhnya.
Namun nama jenderal tua itu belum terkuak. Lantas siapa jenderal tua pelanggar HAM antidemokrasi yang dimaksud Andi Arief?(dtk)