DEMOKRASI.CO.ID - Munarman dan sejumlah orang mendeklarasikan Front Persatuan Islam setelah Front Pembela Islam (FPI) dilarang pemerintah. FPI Jatim menyatakan siap bergabung dengan Front Persatuan Islam, dan mengucapkan terima kasih atas tawaran gabung dari GP Ansor.
"Ya kita ini kan struktural. Mesti ngikut lah. Kita ini patuh dari atas. Apa yang diperintahkan, ya kita laksanakan," terang Ketua Dewan Syura FPI Jatim, Haidar Al Hamid kepada detikcom, Jumat (1/1/2021).
Meski begitu, lanjut Haidar, saat ini belum ada perintah dari pusat mengenai pembentukan Front Persatuan Islam. "Belum ada perintah tapi di sana kan sudah dibentuk. Tapi entah di sana bagaimana saya gak paham. Yang jelas memang kita belum diperintahkan gimana-gimana," terangnya.
"Tapi yang jelas kita di Jatim kita nunggu komando dari pusat," tambah Haidar.
Sebelumnya diberitakan, Front Persatuan Islam dideklarasikan oleh sejumlah eks pentolan FPI pada Rabu (30/12/2020). Keterangan Front Persatuan Islam tersebut disampaikan lewat rilis pers tertulis.
"Bahwa kepada seluruh pengurus, anggota dan simpatisan FRONT PEMBELA ISLAM di seluruh Indonesia dan mancanegara, untuk menghindari hal-hal yang tidak penting dan benturan dengan rezim dzalim, maka dengan ini kami deklarasikan FRONT PERSATUAN ISLAM untuk melanjutkan perjuangan membela Agama, Bangsa, dan Negara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945," demikian pernyataan Front Persatuan Islam.
Deklarator dari Front Persatuan Islam ini termasuk Munarman, sebelumnya dikenal sebagai Sekretaris Umum FPI sekaligus pengacara Habib Rizieq. Selain Munarman, nama-nama lain yang menjadi deklarator adalah Habib Abu Fihir Alattas, Tb Abdurrahman Anwar, Ahmad Sabri Lubis, Abdul Qadir Aka, Awit Mashuri, Haris Ubaidillah, Habib Idrus Al Habsyi, Idrus Hasan, Habib Ali Alattas SH, Habib Ali Alattas S.Kom, Tuankota Basalamah, Habib Syafiq Alaydrus, Baharuzaman, Amir Ortega, Syahroji, Waluyo, Joko dan M Luthfi.
Mereka semua menolak keputusan pemerintah yang dituangkan lewat Surat Keputusan Bersama (SKB) soal pelarangan FPI. SKB itu dinilai mereka sebagai bertentangan dengan konstitusi.
Kemudian beberapa hari lalu, PW GP Ansor Jawa Timur menyatakan siap menerima anggota Front Pembela Islam (FPI) yang dilarang pemerintah. Lalu bagaimana tanggapan FPI Jatim?
"Ya, itu satu tawaran yang baik ya. FPI-Ansor itu satu tawaran yang baik. Itu satu ide yang baik. Kita berterima kasih atas penawarannya. Artinya apa? Artinya kita bersaudara," lanjut Haidar.
Menurut Haidar, antara FPI dan Ansor memang mempunyai akar tradisi keagamaan yang sama. Yakni ahlussunnah wal jamaah (Aswaja).
"FPI-Ansor ini kan Aswaja. Tarekatnya sama, suka hadrah, suka tahlilan, suka manaqiban, haul, qunut, ziarah kubur," tuturnya.
Meski begitu, pihaknya belum bisa menerima tawaran tersebut. Sebab, hingga kini masih menunggu instruksi dari pusat. Apalagi usai FPI resmi dilarang pemerintah, sejumlah pimpinan telah membentuk Front Persatuan Islam.(dtk)