logo
×

Selasa, 12 Januari 2021

Respons Demokrat Usai SBY Disebut Bapak Mangkrak Indonesia

Respons Demokrat Usai SBY Disebut Bapak Mangkrak Indonesia

DEMOKRASI.CO.ID - Kepala Biro Perhubungan DPP Partai Demokrat, Abdullah Rasyid merespons pernyataan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Yusuf Leonard Henuk yang menyebut SBY 'Bapak Mangkrak Indonesia'. Rasyid menyayangkan pernyataan tersebut keluar dari mulut sosok yang disebut sebagai Guru Besar di Universitas ternama.

Abdullah Rasyid menilai, apa yang diucap Henuk tidak mencerminkan sebagai seorang profesor dengan gelar guru besar di USU. Tak kalah keras, Rasyid bahkan menyebut Henuk sebagai guru hewan karena mengeluarkan pernyataan yang tak pantas.

Menurut Rasyid, Henuk tak pantas memberikan pernyataan mengenai pembangunan karena bukan ahlinya. Terlebih pernyataan kasarnya itu ditujukan kepada SBY, yang merupakan Presiden Indonesia ke 6 dan telah menjabat dua periode.

"Apalagi ternyata dia (Yusuf Leonard Henuk) ini guru binatang (animal science) tidak punya kompetensi bicara kebijakan pembangunan. Berhentilah komen yang tidak cerdas," kata Rasyid, dikutip Senin 11 Januari 2021.

Dari komentar tak pantas Henuk, Rasyid juga menilai Henuk bukan anak Medan dan juga tidak kuliah di USU. Dia membubuhi cuitannya itu dengan tanda pagar #MaluAlumniUSU, sebab Rasyid menilai banyak infrastruktur di Medan yang dibangun pada masa SBY.

"Henuk ini pasti bukan anak Medan dan gak Kuliah di USU. Pembangunan jaman Presiden @SBYudhoyono sgt byk dan dpt dirasakan langsung manfaatnya oleh Warga Sumut. Ada Bandara Internasional Kualanamu, KEK Sei Mangke, Tol Medan Binjai, jaringan jalan Kereta Api dll. #MaluAlumniUSU," ujarnya

Sebelumnya, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Yusuf Leonard Henuk, menyerang Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun twitter-nya. Dengan kata-kata yang cukup keras, Yusuf mengkritik SBY dan menyebut SBY 'Bapak Mangkrak Indonesia'.[viva]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: