DEMOKRASI.CO.ID - Raja Malaysia mengumumkan keadaan darurat nasional hingga 1 Agustus 2021 guna membendung lonjakan kasus virus Corona. Marina Mahathir, seorang aktivis yang merupakan putri mantan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad, marah dan mengkritik pengumuman itu.
Dilansir AFP, Selasa (12/1/2021), Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah setuju untuk mengumumkan keadaan darurat hingga 1 Agustus menyusul permintaan dari Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dalam pertemuan pada Senin (11/1). Hal ini disampaikan oleh istana nasional dalam sebuah pernyataan.
Dalam pidatonya di televisi, Muhyiddin mengatakan parlemen akan ditangguhkan dan pemilihan tidak akan berlangsung. Raja dapat memberlakukan undang-undang baru jika perlu.
Tetapi pemimpin yang pemerintahannya yang berusia 10 bulan itu menghadapi sejumlah tantangan. Dia bersikeras bahwa "pemerintah sipil akan terus berfungsi".
"Deklarasi darurat... bukanlah kudeta militer dan jam malam tidak akan diberlakukan," katanya.
Namun, para kritikus mengungkapkan kekhawatiran bahwa deklarasi itu adalah langkah awal untuk mempertahankan kekuasaan oleh Muhyiddin yang dapat mengikis kebebasan sipil.
Marina Mahathir, seorang aktivis dan putri Mahathir Mohamad, menulis di Twitter bahwa deklarasi darurat adalah "deklarasi kegagalan".
"Kegagalan menangani pandemi, kegagalan pemerintahan, kegagalan peduli pada masyarakat," tulisnya.
Kritik lain juga disampaikan oleh aktivis lainnya.
"Deklarasi keadaan darurat tampaknya sebagai upaya lain oleh Muhyiddin untuk mempertahankan kekuasaan, memblokir pemilihan dan menghapus pengawasan parlemen, daripada menangani pandemi secara serius," demikian cuitan Josef Benedict dari Civicus, aliansi global organisasi masyarakat sipil dan aktivis.
"Hari yang gelap untuk demokrasi," lanjutnya dalam cuitannya di Twitter.
Untuk diketahui, Malaysia telah berada dalam kekacauan politik sejak Maret tahun lalu ketika Muhyiddin berkuasa tanpa pemilihan menyusul pengunduran diri Mahathir dan tumbangnya pemerintahan reformisnya.
Keadaan darurat nasional yang diumumkan Raja Malaysia ini bisa dicabut lebih awal jika tingkat infeksi Corona melambat.
Negeri jiran itu sejauh ini telah melaporkan lebih dari 138.000 kasus infeksi virus Corona dengan 555 kematian.(RMOL)