DEMOKRASI.CO.ID - Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie tiba-tiba berbicara terkait Megawati Soekarnoputri maju sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) bukan saja menganggap wacana itu sebagai hal yang sah.
Melainkan, juga menjadi ide yang kreatif.
Bahkan, Prof Jimly juga menyebut Ketua Umum PDIP itu semestinya mempertimbangkan wacana dimaksud.
Hal itu disampaikan Prof Jimly melalui akun Twitter pribadinya, sebagaimana dikutip PojokSatu.id, Rabu (6/1/2021).
“Boleh juga ini ide kreatif yang bisa jadi bahan renungan untuk ibu Megawati dan para pendukungnya,” tulisnya.
Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini lantas menyebut sejumlah perempuan pemimpin yang berusia di atas 75 tahun.
“Apa lagi Nancy Pelosi (80 thn) baru terpilih lagi sebagai Ketua DPR-AS,” sambungnya.
Dalam cuitan itu, Prof Jimly menyertakan tautan pemberitaan RMOL berjudul ‘Politik Dunia Ada Mahathir Hingga Joe Biden, Artinya Peluang Megawati Capres 2024 Terbuka Lebar’.
Menurut pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing, peluang Megawati maju capres di Pilpres 2024 terbuka lebar.
Selain karena sosok Megawati yang dinilai cakap dan sangat mumpuni, perpolitikan negara-negara di dunia pun menunjukkan bahwa mantan Presiden hingga Wakil Presiden bisa kembali memimpin negaranya.
Emrus lantas mencontohkan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang sebelumnya pernah menjadi Wapres AS.
Menurutnya, faktor utama terpilihnya kembali dua sosok itu lantaran tawaran gagasan dan program yang baik untuk rakyatnya.
Ia menyebut faktor pengalamannya pernah menduduki jabatan eksekutif tertinggi hanya sebagai variabel pendukung.
“Sebagai variabel utama adalah ada suatu ide, gagasan, program yang luar biasa. Bukan kah itu yang ditawarkan Mahatir Mohammad hingga dia terpilih? Kan begitu,” tuturnya.
Artinya, sambung Emrus, tentu sesuatu yang ditawarkan itu antitesis daripada Presiden-Presiden sebelumnya.
“Jadi, harus menunjukkan antitesis yang luar biasa,” jelasnya.
Antitesis dimaksud itu pertama, menawarkan ide gagasan, program, loncatan yang luar biasa dari Presiden sebelumnya.
Kedua, antitesis itu yakni sesuatu yang belum ditunaikan oleh Presiden sebelumnya siapapun.
“Jika kedua hal itu bisa dilakukan saya kira sangat bisa. Kecuali yang udah dua periode karena konstitusi begitu. Tapi buat Bu Megawati sangat terbuka lebar,” tandas Emrus Sihombing.[psid]