logo
×

Jumat, 08 Januari 2021

Polisi Pakistan Ringkus Tujuh Militan Syiah Yang Berencana Akan Serang Pemimpin Kelompok Muslim Sunni

Polisi Pakistan Ringkus Tujuh Militan Syiah Yang Berencana Akan Serang Pemimpin Kelompok Muslim Sunni

DEMOKRASI.CO.ID - Polisi anti-terorisme Pakistan dan badan intelijen negara itu menangkap tujuh tersangka yang diduga ingin menyerang para pemimpin kelompok Muslim Sunni dalam sebuah penggerebekan yang dilakukan di tempat persembunyian kelompok militan Syiah yang dilarang di Provinsi Punjab timur, Kamis (7/1) waktu setempat.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Penanggulangan Terorisme Punjab mengatakan para tersangka dari kelompok terlarang Sipah-e-Mohammad ditangkap dalam tiga serangan terpisah selama 24 jam sebelumnya dari kota Sargodha, Khusab dan Sahiwal, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Kamis (7/1).

Dalam penggerebekan tersebut petugas berhasil menyita bahan pembuatan bom dan senjata yang akan digunakan dalam serangan sektarian oleh orang-orang yang ditangkap.

Para tersangka diarahkan oleh pemimpin militan Mehmood Iqbal, yang bersembunyi di negara tetangga, kata para pejabat. Pihak berwenang tidak menyebutkan nama negara yang dimaksud, tetapi para pejabat sebelumnya menyalahkan Iran karena mendukung militan Syiah.

Pasukan keamanan Pakistan sering melakukan penangkapan seperti itu, tetapi yang terbaru terjadi tepat setelah militan Sunni membunuh 11 penambang batu bara Syiah yang mereka culik dari barat daya Baluchistan.

Penambang batu bara yang terbunuh juga berasal dari komunitas Hazara, yang telah berulang kali menjadi sasaran militan Sunni, termasuk afiliasi ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan para penambang sekitar 48 kilometer (30 mil) di timur Quetta.

Syiah telah menuntut tindakan keras terhadap kelompok Sunni Sipah-e-Sahaba yang telah menewaskan sejumlah Muslim Syiah di seluruh Pakistan dalam beberapa tahun terakhir. []

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: