DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif meminta Permadi Arya alias Abu Janda berhenti memprovokasi umat Islam dengan menyebut Islam sebagai agama yang arogan.
Slamet menilai pernyataan Permadi adalah ujaran kebencian yang berpotensi menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
"Saya nasehati Abu Janda berhentilah memprovokasi umat dengan ujaran kebencian. Stop kegaduhan ciptakan kedamaian dengan berdialog," ujar Slamet lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (28/1).
Slamet pun menyarankan Permadi untuk kembali belajar Islam. Menurutnya, Permadi perlu belajar sejarah perjuangan Islam secara komprehensif.
"Saya sarankan Abu Janda belajar lagi medan perjuangan Islam secara komprehensif, itu juga kalau dia mampu," katanya.
Di sisi lain, Slamet berharap agar pihak kepolisian bisa mengusut dugaan ujaran kebencian dan penghinaan agama yang dilakukan Permadi.
Pernyataan Permadi yang menyebut Islam sebagai agama arogan menuai kritik dari sejumlah kalangan. Permadi lewat akun Twitter menyatakan Islam adalah agama arogan karena melarang tradisi asli bumi Nusantara.
Belakangan, ia berdalih bahwa pernyataannya merupakan respons terhadap cuitan dari mantan Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain.
Merespons pernyataan Permadi, Ketua Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat, Akhmad Sahal melayangkan kritik keras. Ia menilai pemahaman Permadi salah kaprah.
Menurut Sahal, agama Islam tak arogan terhadap budaya lokal seperti yang disampaikan oleh Permadi. Ia menyebut cuitan Permadi telah mengeneralisasi Islam sebagai agama yang prokekerasan.
Sahal bahkan kecewa Permadi bisa mengunggah cuitan semacam itu. Pasalnya, Permadi pernah tergabung dalam organisasi sayap NU.
"Dia selalu menampilkan diri sebagai orang yang pernah ikut dalam Banser dan Ansor. Harusnya dia lebih bijak dalam melihat Islam dan harus belajar lebih banyak lah tentang Islam," kata Sahal lewat akunnya, Rabu (27/1). (*)