logo
×

Minggu, 24 Januari 2021

Natalius Pigai Jadi Korban Rasisme, Warga Papua Geram, Minta Jokowi Kontrol Pendukungnya

Natalius Pigai Jadi Korban Rasisme, Warga Papua Geram, Minta Jokowi Kontrol Pendukungnya

DEMOKRASI.CO.ID - Serangan rasis kembali dilakukan terhadap aktivis HAM asal Papua, Natalius Pigai.

Jika sebelumnya dilakukan Permadi Arya alias Abu Janda, kali ini ujaran rasis tersebut dilakukan oleh Ambroncius Nababan.

Hal inipun memicu kecaman dari berbagai pihak. Bahkan, akun media sosial Twitter @albertsamuel28 meminta Kaesang Pangarep mengingatkan ayahnya, Presiden Joko Widodo.

Sebab, Ambroncius Nababan diduga relawan Jokowi dengan menjabat Ketua Umum Projamin.

"Sejak saya lahir sampe dewasa sekarang ini, baru di era Jokowi saya sering temukan orang Batak pendukung @jokowi yang rasis seperti ini terhadap orang Papua. @kaesangp, belum terlambat untuk kamu ingatkan bapak kamu agar dirinya bisa kontrol pendukungnya fanatisme seperti ini," cuit akun tersebut.

"Mohon agar teman-teman yang orang Batak tidak ikut tersinggung, yah. Terima kasih," tambahnya.

Baru-baru ini, beredar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ambroncius Nababan yang melontar ujaran rasis terhadap aktivis HAM Natalius Pigai.

Parahnya lagi, Ambroncius diduga merupakan relawan Presiden Joko Widodo.

Ujaran tersebut telah beredar dan membuat heboh media sosial.

Sejumlah netizen pun mengecam aksi tersebut. Namun berdasar penelusuran Indozone.id, akun Facebook Ambroncius diduga telah dihapus setelah unggahannya viral.

Meski demikian, unggahan-unggahan tersebut sudah beredar luas di media sosial.

"Mohon maaf yg sebesar-besar nya. Vaksin sinovac itu dibuat utk MANUSIA bukan utk GORILLA apalagi KADAL GURUN. Karena menurut UU Gorilla dan kadal gurun tidak perlu di Vaksin. Faham?" tulis akun Facebook Ambroncius Nababan pada Selasa (12/1/2021).

Berdasarkan penelusuran, Ambroncius diduga menjabat sebagai Ketua Umum Projamin. Namun yang bersangkutan belum dapat dimintai konfimasi mengenai hal ini.

Sementara itu, kecaman sudah beredar luas di media sosial.

"Contoh kelakuan rasis : (trus saya diblock...) pintar! Kl ada yg mau, direport saja org tsb. Kalau suku - suku lain di Indonesia, yang merasa dirinya lebih cakep secara fisik dibandingkan orang - orang Papua terus saja mengolok - olok orang Papua, maka jangan marah kalau mereka minta merdeka," tulis akun Facebook Kezia Dewi.

"Gilak nih orang. Rasisnya sudah kelewatan. Kenapa orang-orang kayak gini bebas menebar kebencian dan permusuhan?" tulis akun Facebook Wendra Setiawan.

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: