DEMOKRASI.CO.ID - Nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan menemukan pesawat nirawak atau drone milik China yang kini diamankan di Pangkalan Angkatan Laut Makassar.
Menyikapi hal tersebut, pengamat militer Profesor Muradi mengatakan, bahwa target dari drone tersebut bukan hanya di Indonesia. Melainkan dalam cakupan luas di Selat Malaka.
“Targetnya itu memang mereka ingin surveilance di Selat Malaka, dan Laut China Selatan, targetnya bukan hanya Indonesia, targetnya menargetkan negara-megara yang punya perbatasan laut di Selat Malaka,” ucap Muradi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/1).
Muradi mengaku tergelitik ketika orang yang menemukan drone tersebut adalah nelayan bukan dari pertahanan negara.
Namun, dia tidak sepakat jika hanya karena masuknya drone tersebut Indonesia disebut lemah.
“Kalau dibilang kita lemah, saya kira dengan penemuan tersebut itu menandakan kita punya proteksi walaupun itu ada khususnya sendiri. Zona laut itu mungkin dia (Kemenhan) tidak bisa mendeteksi ya, jadi ditemukan oleh nelayan, lucu juga sih,” katanya.
Muradi menambahkan drone tersebut seharusnya bisa dideteksi oleh radar lantaran drone tersebut tidak memiliki awak.
“Tapi, kalau kita dikatakan belum siap, itu mudah sebenarnya kalaupun kita bisa proteksi ya, counternya gampang kok karena dia nirawak masih bisa dibaca oleh radar,” tandasnya. (*)