DEMOKRASI.CO.ID - Pendiri Alibaba Jack Ma hilang. Bersamaan dengan itu, perusahaan ini akan menutup aplikasi streaming musiknya, Xiami Music mulai 5 Februari mendatang. Rencana ini diumumkan langsung oleh perusahaan, Selasa (5/1).
"Karena penyesuaian dalam pengembangan bisnis," ujar pihak perusahaan, dikutip dari CNN, Rabu (6/1/2021).
Berakhirnya aplikasi streaming musik ini di tengah gemparnya berita Alibaba menghadapi tekanan dari regulator China dan hilangnya pendiri perusahaan dan miliarder China, Jack Ma.
Xiami sendiri didirikan pada tahun 2006, dan dibeli oleh Alibaba pada tahun 2013 saat e-commerce itu ingin meningkatkan bisnis streaming musik. Perusahaan menawarkan Xiami dan aplikasi lain sebagai aplikasi streaming musik di bawah divisi musik garapan Alibaba sendiri, Ali Music.
Namun Alibaba menghadapi tantangan regulasi saat itu. Pada Juli 2015, Beijing mulai menindak pelanggaran hak cipta musik, di mana saat itu Ali music terseret dalam masalah tersebut.
Tidak hanya Alibaba, Tencent juga mendirikan divisi streaming musiknya sendiri dan telah mendominasi di pasar China dengan menciptakan 3 platform streaming, Kugou Music, QQ Music dan Kuwo Music.
Ketiga platform tersebut memiliki pengguna gabungan 430 juta pengguna aktif bulanan. Sedangkan Xiami Music memiliki kurang dari 7 juta pengguna aktif bulanan.
Xiami Music dan Ali Plant yang sekarang sudah tidak beroperasi bukanlah satu-satunya cara Alibaba terjun ke industri steaming musik. Pada 2019, Alibaba mengambil saham minoritas di NetEase Cloud Music seharga US$ 700 juta.
Jack Ma dikabarkan hilang sejak November 2020.
Sebelum keberadaannya tidak diketahui seperti sekarang, Jack Ma sempat menyampaikan kritik terhadap pemerintah China. Hal itu dikabarkan membuat Presiden Xi Jinping marah besar.
Kritik yang disampaikan Jack Ma adalah terkait sistem keuangan China. Ia menyampaikan kritik itu ketika berpidato di Bund Summit, sebuah acara di Shanghai yang dihadiri ratusan bankir dan perwakilan pemerintah China pada Oktober 2020 lalu.
Kritik yang disampaikannya cukup keras. Pada pidatonya itu, Jack Ma menilai sistem keuangan China sudah ketinggalan zaman. Hal itu dikabarkan membuat pemerintah China marah.
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP) pada 18 November lalu, kritik itu menyebabkan Presiden Xi Jinping memerintahkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) ANT Group dihentikan.
Kala itu, Jack Ma memang sedang mengajukan IPO untuk ANT Group, anak perusahaan Alibaba Group yang menawarkan layanan pembayaran online secara menyeluruh. Kini, ANT Group resmi gagal melantai di Bursa Shanghai dan Hong Kong.
Kembali ke pidatonya, kritik Jack Ma dilontarkan kepada regulator keuangan, pegadaian, dan juga bank milik negara. Sistem keuangan China yang disebut Bassel Accords disamakan oleh Jack Ma dengan 'klub orang tua' karena dibuat oleh sekelompok orang tua.
Dia pun mempertanyakan apakah sistem tersebut masih berguna di tengah teknologi yang berkembang pesat saat ini. Semakin panas, Jack Ma menyebut sistem keuangan China bagaikan penyakit yang diberi pengobatan yang salah.
"Gejala Alzheimer dan polio mungkin mirip, tapi keduanya benar-benar penyakit berbeda. Jika seorang anak diberi obat Alzheimer untuk menyembuhkan polio, akan ada banyak masalah," kata Jack Ma seperti yang dikutip dari SCMP pada 18 November 2020 lalu.
"Basel Accords bertujuan untuk merawat penyakit sistem perbankan tua, obat untuk orang-orang tua, tapi sistem keuangan di China masih muda," sambung Jack Ma.(dtk)