DEMOKRASI.CO.ID - Gerakan Nasional Wakaf Uang yang telah diluncurkan Presiden Joko Widodo tak henti-hentinya menuai sorotan publik.
Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf menjadi salah satu yang mengkritisi gerakan tersebut. Pasalnya, pemerintah merencanakan akan menggunakan dana wakaf untuk pembangunan infrastruktur.
Ia pun kembali mengingat kasus penggunaan kotak amal yang diduga digunakan untuk mendanai terorisme. Kasus tersebut sebelumnya diungkap Polri di mana ada lebih dari 20 ribu kotak amal yang disebar jaringan terorisme Jamaah Islamiah (JI) ke beberapa wilayah di Indonesia.
"Kotak amal masjid dicurigai membiayai terorisme, di sisi lain negara menyasar dana wakaf untuk biayai infrastruktur. Sikap yang ambigu," tegas Gde Siriana di akun Twitternya, Rabu (27/1).
Dalam tulisannya, Gde juga turut menautkan pemberitaan salah satu media daring terkait target Kementerian Keuangan RI membangun sejumlah sarana infrastuktur senilai Rp 597 miliar dari dana wakaf.
Dikatakan Sri Mulyani, total uang wakaf yang telah terkumpul hingga Desember 2020 berjumlah Rp 328 miliar dan merupakan akumulasi dana umat yang dititipkan pada sejumlah bank penerima dana wakaf.(RMOL)