DEMOKRASI.CO.ID - Pemuda Muhammadiyah angkat bicara soal pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis yang minta Anies Baswedan mundur. Pemuda Muhammadiyah menilai pernyataan Ali Lubis itu sebagai pelanggaran etika politik.
Adapun alasan Ali mengeluarkan pernyataan itu sebagai kritik penanganan Covid-19 di DKI Jakarta oleh Anies.
"Ini menunjukkan bahwa saudara Ali Lubis gagal memahami politik relasi yang beretika dan beradab, dikarenakan Gerindra adalah partai pengusung utama Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017," ujar Ketua Bidang Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta Ristan Alfino dalam keterangan tertulis, Ahad, 24 Januari 2021.
Ristan mengatakan sebagai ketua DPC Gerindra Jakarta Timur, Ali Lubis seharusnya memiliki kedekatan dan komunikasi yang mudah dengan Anies. Jalur personal ini seharusnya dioptimalkan oleh Ali untuk menyampaikan saran dan kritik tentang penanganan Covid-19.
Apa lagi saat ini jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta ditempati oleh Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Selama menjabat, Wagub DKI Riza Patria turut mendampingi Anies dalam penanganan Covid-19.
"Jadi secara tidak langsung, Ali Lubis sedang menjalankan peran yang ambigu sebagai ketua DPC Gerinda Jakarta TImur," kata Ristan.
Ristan mengatakan pendapat Ali Lubis tersebut akan menimbulkan tanya di masyarakat soal hubungan Gerindra dengan Anies. Apa lagi pada 2022, Pilkada DKI Jakarta akan kembali digelar.
"Apakah ini design internal partai untuk mendown grade Anies Baswedan secara personal?" ujar Arifin.
Ia berharap kegaduhan serupa tidak kembali terjadi dan etika dalam berpolitik khususnya di ruang publik harus dikedepankan. Ristan, yang mewakili Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta, meminta kepada ketua DPD Gerindra DKI Jakarta untuk memecat Ali Lubis dari jabatannya karena meminta Anies Baswedan mundur.[]