logo
×

Sabtu, 12 Desember 2020

Ustad Felix Siauw Berharap Keadilan Atas Kasus HRS dan Tewasnya 6 Anggota FPI

Ustad Felix Siauw Berharap Keadilan Atas Kasus HRS dan Tewasnya 6 Anggota FPI

DEMOKRASI.CO.ID - Kasus kerumunan yang disangkakan kepada Habib Rizieq Shihab terus menjadi sorotan publik hingga kini. Terutama setelah peristiwa enam anggota FPI tewas pada baku tembak dengan pihak kepolisian.

Setelah dua kali Polda Metro Jaya melayangkan panggilan kepada HRS, baru hari ini pihaknya mendatangi Bareskrim Polri. Soal tewasnya enam pengawal Habib Rizieq Shihab masih menimbulkan kebingungan karena saling klaim antara FPI dan polisi.

Keduanya saling klaim membela diri karena diserang terlebih dahulu. Peristiwa itu pun mengundang pemuka agama bicara, seperti ustaz Al Habsyi, Syekh Ali Jaber, ustaz Abdul Somad, dan juga Aa Gym.

Kali ini ustaz berdarah Tionghoa, Felix Siauw juga mengutarakan pandangannya lewat tulisan yang dia beri judul 'Atas Apa Aku Dibunuh?'.

"Andaikan satu saat saya di jalan tol, lalu ada pengendara lain yang mengganggu jalan saya di tol. Saya amati ia berpakaian biasa, kendaraannya pun biasa, sama-sama pengguna tol seperti saya. Saya pun terganggu, saya meng-klakson, melindungi jalur jalan yang memang hak saya. Ternyata kendaraan tadi polisi yang menyamar, saya dianggap menghalangi tugas polisi," tulis Felix Siauw, Sabtu (12/12/2020).

"Lalu apakah itu jadi alasan untuk memberondong saya dengan peluru tajam? Apakah itu membolehkan polisi untuk membunuh dan membantai saya dengan sadis?," tambahnya.

Felix Siauw mengingatkan tentang tilang yang dilakukan polisi. Apabila melakukan argumentasi dengan polisi, oknum yang ditilang akan dianggap melawan polisi.

"Kembali lagi ke jalan tol. Anggap saja saya memang temperamen, senggol-bacok. Tapi pembantaian 6 orang itu kan nggak mudah, artinya senjata dan penyerbuan memang sudah disiapkan. Menilik lagi masa lalu, sejak ada konferensi pers dari tentara dan polisi, kehebohan sudah dipertunjukkan, menurunkan spanduk dengan pasukan khusus dan senjata serbu lengkap," jelasnya.

Penulis dan juga pendakwah itu menyebut, seolah-olah negara sangat terancam. Ancaman itu bahkan lebih bahaya dari daerah-daerah yang ingin memerdekakan dirinya.

Adanya baku tembak antara enam pengawal Habib Rizieq Shihab dengan polisi, dinilai sebagian orang adalah hal yang berlebihan. Felix Siauw mempertanyakan haruskan enam pengawal Habib Rizieq Shihab ditembak mati?.

"Jujur saja, kejadian ini sangat mengusik, karena siapapun yang sudah dilabeli musuh negara, maka langsung diputuskan nasibnya. Tak ada lagi pengadilan, pembuktian. Hukum tiada. Sejarah sudah menunjukkan, power tends to corrupt, absolute power absolute corrupt. Kekuasaan yang mutlak itu pasti akan disalahgunakan. Dan sepertinya polisi sekarang mutlak kuasanya," ungkapnya.

Ia berharap dari kejadian tewasnya 6 anggota FPI tersebut segera ada keadilan.

"Apapun bisa diatur, semuanya sudah dimiliki. Jangankan yang ada, yang tidak ada juga bisa direkayasa. Dan ini bukan pertamakalinya, itu semua sudah dilakukan dan itu semua biasa. Bagi orang biasa seperti saya, menilai ini semua menjadi mudah. Satu pihak inginkan kebaikan dengan Islam, pihak lain ingin melindungi kekuasaan dan pendapatannya,"tandas Felix Siauw.

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: