DEMOKRASI.CO.ID - Industri keuangan syariah di Indonesia disebut masih terus mengalami pertumbuhan. Sejak tiga dasawarsa terakhir saat bank syariah pertama di Indonesia didirikan, keuangan syariah terus menggeliat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan per September 2020 total aset keuangan syariah tidak termasuk saham mencapai Rp 1.710,16 triliun atau US$ 114,64 miliar dengan market share 9,96%.
Dia menyebut aset keuangan syariah ini terdiri dari aset perbankan syariah Rp 575,85 triliun, industri keuangan bukan bank Rp 111,4 triliun, dan pasar modal syariah Rp 1.022 triliun..
"Yang menarik dalam kondisi yang sangat menekan akibat COVID-19 intermediasi perbankan nasional yang cenderung mengalami penurunan, kinerja perbankan syariah justru stabil dan tumbuh tinggi dibanding perbankan konvensional," kata dia dalam acara Sharia Business and Academic Sinergy, Selasa (29/12/2020).
Dia mengungkapkan hingga September aset perbankan syariah justru tumbuh 10,97% lebih tinggi jika dibandingkan perbankan konvensional yang hanya 7,7%. Kemudian dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 11,56% lebih tinggi dari bank konvensional yang tumbuh sebesar 11,49%.
"Jika dilihat dari pembiayaan tumbuh 9,42%, ini jauh lebih tinggi karena kredit pada perbankan konvensional hanya 0,55%," ujar dia.
Sri Mulyani menambahkan ini artinya industri perbankan syariah memiliki posisi yang stabil dan loyalitas dari keseluruhan ekosistemnya. Menurut dia kinerja perbankan syariah ini bisa menjadi jembatan dan modal awal Indonesia untuk mengembangkan ekosistem syariah yang berkualitas baik.(dtk)