DEMOKRASI.CO.ID - Bergabungnya dua rival Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019 silam, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mendapat sorotan keras masyarakat. Terutama oleh pada pendukung kubu 02 di Pilpres 2019.
Menyikapi hal tersebut, pengamat politik Muhammad Qodari mengatakan, masuknya Sandiaga yang menggenapi keberadaan kompetitor Jokowi di Pilpres 2019 lalu, merupakan konsekuensi dari pertarungan politik.
“Saya melihat ini sebagai konsekuensi dari kerasnya pertarungan politik di Pilkada 2017 dan Pilpres 2019 yang berakibat pada keterbelahan di masyarakat Indonesia,” ucap Qodari kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/12).
Direktur Eksekutif IndoBarometer ini menambahkan, masuknya kedua tokoh tersebut ke dalam kabinet diharapkan bisa mengatasi perpecahan di masyarakat yang terjadi sejak 2017.
“Untuk menyatukan keterbelahan itu, maka kemudian dilakukan rekonsiliasi di tingkat elite politik, yang diharapkan juga bisa menghasilkan rekonsiliasi di level masyarakat,” ucapnya.
Menurut Qodari, sejak masuknya Prabowo ke Kabinet Indonesia Maju, memang mengejutkan banyak pendukung dan simpatisan. Tapi juga mampu menurunkan kabar bohong di Indonesia.
“Saya mendengar, pada susunan kabinet tahun 2019 (sejak) Pak Prabowo masuk ke dalam kabinet itu jumlah hoax menurun 80 persen,” tutupnya. (*)