DEMOKRASI.CO.ID - KPK telah menetapkan Menteri Sosial (Mensos), Juliari Peter Batubara, sebagai tersangka dugaan suap Bansos Corona. Ini sosok Juliari Peter Batubara.
Dikutip dari situs Kementerian Sosial, Minggu (6/12/2020), Juliari Batubara lahir di Jakarta pada 48 tahun silam tepatnya 22 Juli 1972. Juliari besar di Jakarta dan melanjutkan kuliah di Amerika Serikat.
Juliari Batubara lebih dahulu meniti karier di bidang swasta. Pada tahun 2014, politikus PDIP ini terpilih menjadi anggota DPR dan juga sempat menduduki posisi Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) DPR.
Dia lalu terpilih kembali menjadi anggota DPR di periode berikutnya pada tahun 2019 dan sempat duduk sebagai Wakil Ketua Komisi XI DPR. Posisi ini tak lama diemban Juliari Batubara karena dia kemudian ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Sosial.
Berikut perjalanan pendidikan dan karier Juliari P Batubara dikutip dari situs Kemensos:
PENDIDIKAN
1985 - 1988, SMP St. Fransiscus Asisi - Tebet, Jakarta Selatan
1988 - 1991, SMA Negeri 8 Jakarta - Tebet, Jakarta Selatan
1991 - 1995, Riverside City College, Riverside, California, USA
1995 - 1997, Chapman University, Orange, California, USA (MBA in Business Administration with minor in Finance)
2005 - 2006, Program Studi Ilmu Manajemen Pasca Sarjana Universitas Indonesia & Harvard University Business School, Kuliah Jarak Jauh "Microeconomics of Competitiveness"
RIWAYAT PEKERJAAN
2000 - 2003, Commercial Division Head, PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia
2003 - 2012, Direktur Utama PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia
2003 - 2019, Komisaris Utama PT. Arlinto Perkasa Buana
2005 - 2019, Komisaris Utama PT. Tridaya Mandiri
2014 - 2019, Anggota DPR Republik Indonesia
2016 - 2019, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen
2019, Wakil Ketua Komisi XI DPR Republik Indonesia
2019 - sekarang, Menteri Sosial Republik Indonesia
RIWAYAT ORGANISASI
1989 - 1990, Pengurus Osis SMAN 8, Tebet, Jakarta Selatan
2002 - 2004, Ketua IV Pemberdayaan Usaha dan Masyarakat PB Perbasi (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia)
2003 - 2011, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (IMI)
2003 - 2019, Ketua Yayasan Pendidikan Menengah 17 Agustus 1945
2003, Anggota Badan Pemenangan Pemilu Pusat PDI Perjuangan
2007 - 2011, Ketua Biro Promosi & Pemasaran KONI Pusat (Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat)
2007 - 2012, Ketua Harian Aspelindo (Asosiasi Produsen Pelumas Indonesia)
2008, Anggota Badan Pemenangan Pemilu Pusat PDI Perjuangan
2008 - 2012, Anggota Dewan Penasehat Masyarakat Pelumas Indonesia (MASPI)
2009 - 2010, Wakil Ketua Komite Tetap Akses Informasi Peluang Bisnis - Bidang UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah & Koperasi) KADIN Indonesia.
2010 - sekarang, Wakil Bendahara DPP PDI Perjuangan
Sebelumnya diberitakan, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan kasus tersebut bermula dari informasi terkait adanya dugaan penerimaan uang oleh sejumlah penyelenggara negara yang diberikan oleh Ardian IM selaku swasta dan Harry Sidabuke kepada Matheus Joko Santoso selaku pejabat pembuat komitmen di Kemensos, Adi Wahyono dan Mensos Juliari Batubara. Sedangkan khusus untuk Juliari, pemberian uang melalui Matheus Joko Santoso dan Shelvy N selaku sekretaris di Kemensos
KPK lalu mengamankan 6 orang pada Sabtu (5/12) dini hari termasuk pejabat Kemensos, Matheus Joko Santoso. Dari OTT ini, KPK menemukan uang dengan sejumlah pecahan mata uang asing. Masing-masing yaitu sekitar Rp 11,9 miliar, sekitar USD 171,085 dan sekitar SGD 23.000.
KPK pun menetapkan lima orang tersangka yaitu:
Diduga sebagai penerima
2. Matheus Joko Santoso selaku pejabat pembuat komitmen di Kemensos
3. Adi Wahyono
Diduga sebagai pemberi
2. Harry Sidabuke selaku swasta (*)