DEMOKRASI.CO.ID - Amerika Serikat menjual jet tempur F-15 dan F-18 ke Indonesia.
Transaksi tersebut dilakukan pasca berbulan-bulan dilangsungkannya pertemuan antara pejabat tinggi pertahanan dari Indonesia maupun AS.
Hal itu mulai terekspos usai Kementerian Pertahanan (Kemhan) AS memberi sinyal kuat terkait informasi penjualan jet tempur.
Adapun sinyal kuat itu diberikan pada Plt Menteri Pertahanan Christopher Miller saat mengunjungi Jakarta pekan ini.
Sementara kedatangan petinggi Pentagon tersebut datang ke Indonesia dengan agenda kebebasan navigasi di Laut China Selatan (LCS).
Sebagaimana diberitakan Galamedia.com dalam artikel "Prabowo Subianto Terciduk Mau Borong F-18 dan F-15 untuk Siapkan 100 Jet Tempur Unggul Tambahan", agenda ini merujuk pada ketegangan Negeri Paman Sam dengan China.
"Indonesia telah mendorong AS menjual jet tempur F-15, F-18 dan F-35, tapi yang disepakati hanya dua model karena yang ketiga pengirimannya memakan waktu 10 tahun," kata Direktur Jenderal Strategi Pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia, Rodon Pedrason dikutip dari Nikkei Asia, Kamis 10 Desember 2020.
Beberapa waktu lalu Menhan Prabowo Subianto juga rajin melobi beberapa negara seperti Prancis, Austria, dan Rusia agar mendapatkan jet tempur segera. Dengan Prancis, Prabowo menyatakan ketertarikannya untuk memboyong Jet Tempur Rafale.
Dengan Rusia, Prabowo berencana untuk membeli Sukhoi Su-35 dan dengan Austria, menteri dari Partai Gerindra ini bernegosiasi untuk membeli Eurofighter Typhoon bekas Angkatan Udara Wina.
F-15 dan F-18 diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan terkemuka AS, McDonnell Douglas dan Boeing.
Sementara itu di kesempatan yang sama Pedrason mengatakan Kemhan di bawah Prabowo berencana mengadakan 100 jet tempur unggul. Ini guna menambah armada Indonesia yang saat ini hanya berjumlah kurang dari 60.
"Kami akan memiliki sekitar 170 jet tempur di akhir itu. Luar biasa," kata Pedrason.
Menurutnya, RI menganggarkan 9 miliar dolar Amerika hingga 11 miliar dolar Amerika untuk persenjataan baru dan peralatan militer untuk 20 tahun ke depan. Pinjaman lunak ditawarkan sejumlah negara seperti Prancis, Turki, China dan Rusia.
"Sangat mendesak bagi kami sekarang untuk memiliki persenjataan yang dapat menyeimbangkan (kekuatan) melawan negara-negara titik merah di dekat kami," ujar Pedrason.
Sementara itu, dilansir dari laman yang sama, RI juga disebut akan membeli model baru pesawat angkut militer Hercules, C130J dan C130H, yang diproduksi oleh Lockheed Martin.
Dia menambahkan kementerian berencana untuk melatih hingga 300 pilot jet tempur dan sekitar 100 pilot untuk Hercules selama dua tahun ke depan.***