DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah Kamboja tidak akan mengizinkan warganya menjadi relawan untuk uji coba vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan atau negara lain.
Hal tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Hun Sen dalam pidatonya pada Selasa (15/12) yang dimuat lokal dan dikutip Anadolu Agency.
"Kamboja tidak akan menggunakan rakyatnya sendiri untuk menguji vaksin dari perusahaan atau negara manapun. Ini adalah posisi teguh saya," ujar Hun Sen.
Lebih lanjut, Hun Sen juga menegaskan, pemerintah hanya akan membeli vaksin untuk virus corona baru yang telah mendapatkan sertifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Tapi saya ingin menekankan bahwa Kamboja hanya akan membeli vaksin dari negara yang disertifikasi oleh WHO," jelasnya.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, ia mengatakan Kamboja sudah memesan 1 juta dosis kandidat vaksin dari inisiatif Covax yang dipimpin oleh WHO.
Di bawah inisiatif Covax, 172 negara bekerja sama dengan produsen vaksin untuk memberi negara-negara di seluruh dunia akses yang adil ke vaksin yang aman dan efektif, setelah dilisensikan dan disetujui.
Covax bertujuan untuk menyediakan vaksin untuk 20 persen dari populasi suatu negara.
Nantinya, vaksin yang didapatkan oleh Kamboja akan diberikan kepada 500 ribu orang dalam kelompok prioritas. Tetapi ia sendiri tidak menyebutkan kapan vaksin akan datang.
Ia menyebut, pemerintah sudah menyediakan 538 juta dolar AS untuk langkah-langkah melawan pandemi dan pemulihan ekonomi. []