DEMOKRASI.CO.ID - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman memastikan rekaman eksklusif yang didengarkan dalam program Mata Najwa di Trans7, Rabu (16/12) malam, adalah suara asli dari anggota laskar FPI yang terlibat bentrok dengan polisi di Tol Cikampek, Senin (7/12) dini hari lalu.
Dalam rekaman yang didengarkan, terlihat suara tangis seorang pria yang mengiba meminta tolong dan menjerit kesakitan 'Tolong pak, sakit'. Kendati demikian, Munarman tidak bisa memastikan siapa sesungguhnya pemilik suara dari 6 laskar FPI yang tertembak.
"Kita pastikan suara itu betul dari para pengawal yang malam itu hadir di lokasi kejadian," kata Munarman, Rabu (16/12).
Dalam rekaman suara itu juga terdengar suara lain dari beberapa pria yang diduga merupakan anggota laskar FPI yang lain.
'Itu kenapa dia?' kata salah seorang usai mendengar jeritan tolong dan kesakitan.
'Mlipir dulu di tempat aman,' jawab seseorang yang lain.
'Kita balik markas saja,' lanjut seseorang.
Merespons temuan rekaman itu, Munarman bilang penggalan rekaman itu bukan voice note melainkan merupakan percakapan terakhir yang masih tersisa dari sebuah teleconference antara laskar FPI yang mengawal Rizieq Shihab dengan kepala pengawal yang sudah tiba di lokasi tujuan.
"Laskar kita yang pada malam itu masih hidup berhasil lolos, yang di mobil Avanza itu. Menurut keterangannya adalah suara dari salah satu laskar yang berada di mobil Chevrolet," jelas Munarman.
Kendati demikian, Munarman tidak bisa berspekulasi lebih apakah jeritan kesakitan itu karena laskar FPI disiksa oleh pihak lain. Oleh sebab itu, ia meminta agar penggalan bukti ini dapat menjadi media bantu penyelidikan untuk menemukan titik terang kasus penembakan polisi terhadap enam anggota laskar FPI.
"Nah, kita tidak tahu persis. Justru itu kita perlu untuk penyelidikan. Kita tidak tahu persisnya seperti apa, teriakan awal, apakah itu kondisi sedang disiksa. Nah, itu perlu kita telusuri," ungkapnya.
Terkait insiden itu sendiri, polisi sudah melakukan olah TKP dan menyimpulkan bahwa kejadian bermula dari tembakan pihak Laskar yang kemudian dibalas pihak polisi. Imbasnya, enam orang laskar FPI meninggal dunia dengan luka tembakan.
Polisi menyebut penembakan dilakukan karena laskar hendak melukai petugas. Namun, pihak FPI membantah menyerang terlebih dahulu ketika para laskar tersebut mengawal Rizieq Shihab.
Pihak Komnas HAM pun masih melakukan investigasi terpisah untuk meneliti kebenaran klaim polisi itu. Lembaga negara ini menargetkan merampungkan investigasi dalam satu bulan. Sejumlah pihak telah dimintai keterangan, termasuk dari FPI, Polda Metro Jaya, hingga PT Jasa Marga (Persero) Tbk. []