DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik eks wali kota Surabaya, Tri Rismaharini sebagai menteri sosial bersama lima menteri lain di Istana Negara, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Rabu (23/12). Pada Kamis hingga Ahad (24-27/12), Risma sempat balik ke Kota Surabaya untuk pamitan kepada pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sekaligus memboyong barang miliknya ke Jakarta.
Pada hari pertama kerja sebagai mensos pada Senin (28/12), Risma langsung mengunjungi bantaran Sungai Ciliwung yang berada di belakang kantor Kementerian Sosial (Kemensos), Jakpus. Risma sampai turun ke kolong jembatan dan bantaran Ciliwung demi menemui beberapa pemulung dan gelandangan yang tinggal di sittu.
Ditemani Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos Harry Hikmat dan Inspektur Jenderal Kemensos Dadang Iskandar, juga berdialog dengan seorang pemulung di atas jembatan, tepatnya di flyover Pramuka, Jalan Pramuka Sari II. Di sini, Risma berbincang dengan pemulung bersama istrinya yang dengan membawa gerobaknya bersiap melakukan rutinitas pagi mencari barang bekas.
Risma berdialog menanyakan berbagai hal kepada pasangan suami-istri, yang mengaku mendapatkan penghasilan sekitar Rp 800 ribu per bulan. Sebagian dari penghasilan tersebut dikirimkan untuk anak mereka di kampung. Risma mengajak pasangan ini untuk mau mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
"Bapak-Ibu saya carikan 'rumah' jadi nggak perlu ada biaya ngontrak. Tetep cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk Bapak. Sambil saya ajari usaha. Masak mau terus kayak gini, ya. Mau ya?” kata Risma menawarkan janji kepada sang pemulung.
Gaya turun ke lapangan Risma ini sudah menjadi hal biasa ketika menjabat wali kota Surabaya. Risma kerap menyapu trotoar yang kotor, menyemprot jalanan dengan air agar bersih, maupun menjadi petugas lalu lintas kala terjadi kemacetan di perempatan.
Dalam catatan Republika, aksi Risma mengunjungi Ciliwung mirip dengan yang dilakukan Jokowi kala dilantik menjadi gubernur DKI pada Senin, 15 Oktober 2012. Sehari usai dilantik pada Selasa, 16 Oktober 2012, Jokowi yang ingin memenuhi janji kampanye langsung turun ke lapangan.
Jokowi melihat permukiman warga di bantaran Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta Selatan, yang kerap langganan banjir, dan berkeliling melihat kampung di sekitarnya. Jokowi menjanjikan kepada warga pembangunan rumah susun (rusun) atau rumah deret, dengan catatan penghuninya tidak digusur.
"Kawasan permukiman ini harus memenuhi konsep memiliki ruang terbuka hijau, drainase yang baik," kata Jokowi kala itu.
Hanya saja, janji itu tidak terealisasi hingga kini. Yang terjadi, warga Bukit Duri terusir dari rumahnya di bantaran lantaran digusur oleh Basuki Tjahaja Purnama pada medio September 2016. Ahok menjadi gubernur menggantikan Jokowi pada 2014, yang terpilih menjadi RI 1. Hingga kini, rumah deret di Bukit Duri tak kunjung terwujud, sementara warganya sudah digusur. (*)