DEMOKRASI.CO.ID - Kasus COVID-19 di Kota Malang, Jawa Timur, kembali meroket. Dalam empat hari terakhir jumlah tambahan pasien per hari di atas 20 orang lebih. Padahal dua bulan sebelumnya kasus tambahan konfirmasi positif COVID-19 selalu di bawah 10 orang.
Menurut data Satgas COVID-19 Kota Malang, pada 8 Desember 2020, tambahan kasus naik menjadi 24 orang. Keesokan harinya jumlah tambahan kasus 22 orang. Tiga hari kemudian sebanyak 31 orang. Pada 11 Desember, kasus COVID-19 meroket sebanyak 40 orang.
Kemudian pada Sabtu, 12 Desember, terjadi lonjakan tajam. Sebanyak 67 orang positif COVID-19. Artinya dalam lima hari terakhir jumlah kasus COVID-19 sebanyak 184 pasien terkonfirmasi.
Jumlah pasien COVID-19 di Kota Malang telah menyentuh angka 2.524 orang. Sebanyak, 2.157 telah dinyatakan sembuh, 254 orang meninggal dunia, 113 orang isolasi atau dalam pemantauan.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Malang Nur Widianto mengatakan, tambahan kasus dalam beberapa hari terakhir paling banyak dari klaster perkantoran yang bersentuhan dengan publik. Kampus termasuk dari empat klaster yang menjadi penyumbang tambahan kasus COVID-19.
"Ada empat klaster. Pertama, klaster perkantoran yang banyak bersentuhan publik. Dunia pendidikan (perguruan tinggi), suspek rumah sakit yang naik status. Dan transmisi lokal (pergerakan antardaerah)," kata Nur.
Pemerintah Kota Malang melakukan sejumlah langkah menyusul lonjakan kasus itu, di antaranya meminta dunia perkantoran menerapkan work from home (WFH). Perguruan tinggi dilarang melaksanakan wisuda secara langsung. Operasi yustisi penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) kembali digalakkan.
"Lingkungan perkantoran mengefektifkan WFH. Untuk perguruan tinggi dikeluarkan edaran untuk tidak dilakukan wisuda secara luring (luar jaringan). Mengoptimalkan operasi patuh 3M, membatasi kegiatan luar daerah dan penerimaan kunjungan dari luar daerah," katanya. []