logo
×

Jumat, 11 Desember 2020

HRS Tersangka Kerumunan, Kapolda Metro Disindir Konpers Langgar Prokes

HRS Tersangka Kerumunan, Kapolda Metro Disindir Konpers Langgar Prokes

DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Sekjen (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin buka suara soal penetapan tersangka yang dilakukan Polda Metro Jaya terhadap Habib Rizieq Shihab. Penetapan ini berkaitan dengan kerumunan di masa pandemi Covid-19 yang diduga melanggar kekarantinaan kesehatan.

“Saya pribadi menilai kasus kerumunan ini harus adil dan proporsional. Karena saya melihat justru Kapolda (Metro Jaya Irjen Fadil Imran) sendiri ketika press conference melanggar protokol kesehatan dengan tidak memakai masker dan tidak jaga jarak," kata Novel ketika dikonfirmasi, Kamis (10/12).

Novel menilai Kapolda Metro Jaya telah memberikan informasi yang berubah-ubah dan sesat kepada publik.

“Saya duga demi ambisi jabatan serta tunduk kepada bosnya sampai mengorbankan nyawa serta ulama. Tentu perbuatan ini sudah sangat jauh dari prosedur standar Polri,” tegas Novel.

Lebih lanjut, Novel menerangkan, penetapan tersangka ini juga sudah mencoreng institusi Polri. “Saya juga yakin akan terungkap kebenaran dan sampai kepada rakyat yang benar dan yang salah membuat fitnah serta hoaks,” tambah Novel.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menetapkan Habib Rizieq sebagai tersangka. Selain itu, ada lima orang lagi yang dijadikan tersangka, yakni Ketua Panitia Haris Ubaidillah (HU), Sekretaris Panitia Ali Bin Alwi Alatas (A), penanggung jawab Maman Suryadi (MS), penanggung jawab acara Sobri Lubis (SL), dan kepala seksi acara Habib Idrus (HI).

Penetapan tersangka itu setelah penyidik Polda Metro Jaya melakukan gelar perkara pada Selasa 8 Desember 2020.

Untuk Habib Rizieq, penyidik menjeratnya dengan Pasal 160 KUHP terkait Penghasutan dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara dan 216 KUHP. Sementara itu, kelima tersangka lainnya dijerat Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018.(*)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: