DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat Politik Rocky Gerung menyampaikan analisa terkait hubungan Istana dan kasus Habib Rizieq. Dia menilai hal ini sudah diatur oleh pihak Istana.
Seperti diketahui, Rizieq Shihab akhirnya ditetapkan sebagai tersangka atas penyebab kerumunan beberapa waktu lalu.
Selain itu, enam anggota laskar FPI yang tewas menjadi runtutan peristiwa yang menghubungkan Habib Rizieq.
Menurut Rocky, publik berhak menuntut agar peristiwa itu dapat diurai sedetail-detailnya.
Hal itu dia ungkapkan dalam kanal Youtube Rocky Gerung pada Jumat (11/12/2020).
"Supaya tahu kejahatan bersembunyi di mana. Sebab, setan itu selalu ada di dalam hal detail. Nah detail itu lah yang akan kita bongkar," ujar Rocky Gerung.
Dia pun menganalisa bahwa Istana seolah menginginkan Rizieq sebagai tersangka.
Menurut Rocky, penangkapan Rizieq sudah diatur oleh pihak Istana.
"Upaya bekuk Habib Rizieq memang desain Istana. Terlihat dari mereka yang berkumpul, sejak HRS datang terus dipantau teleponnya, dipantau WA-nya, untuk dijebak ke dalam skenario HRS," ujarnya.
“Dan ini bukan dilakukan pada kesalahan negara lain, seperti kasus kemanusiaan, korupsi, dan segala macam. Dia seolah terus diintai untuk dicelakakan," tambahnya.
Dalam video tersebut, Rocky juga menyuarakan pendapat terkait Presiden Joko Widodo yang tidak angkat bicara soal Habib Rizieq.
"(Pidato) Presiden tak mengucapkan satu kata pun, apa dia enggak punya TV, apa dia enggak baca koran, apa dia enggak punya pembisik? Apa dia enggak punya kemampuan untuk menghadapi masyarakat sipil, karena masyarakat sipil lagi marah soal HAM, ini namanya Presiden pengecut namanya itu. Hanya itu kesimpulan saya tuh,” katanya. (*)