DEMOKRASI.CO.ID - Bergabungnya Sandiaga Salahudin Uno akan menggerus elektabilitas Partai Gerindra pada Pemilihan umum tahun 2024 mendatang.
Demikian analisa politik dari Direktur Eksekutif Romeo Strategic Research Centre (RSRC) A. Khoirul Umam saat berbincang dinamika partai politik usai reshuffle kabinet dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/12).
Umam menilai, bergabungnya Prabowo dan Sandiaga Uno telah memperjelas bahwa idealisme politik yang dititipkan para pendukungnya telah digadaikan.
Bentuk kekecewaan itulah, dalam pengamatan Umam telah melukai perasaan seluruh pendukung fanatik Prabowo Sandi karena merasa tidak dihargai.
Apalagi, dengan bergabungnya Prabowo-Sandi menjadi anak buah Presiden Jokowi memberikan makna politik tidak ada yang tersisa dari Pilpres 2019 lalu. .
"Artinya, tidak ada nama yang tersisa dari kompetitor Pilpres 2019 yang bisa menjadi figur alternatif pengganti Jokowi di 2024," demikian pendapat politik Umam, Selasa (28/12).
Selain itu, faktor yang menjadi penyebab anjloknya elektabilitas Gerindra, dikarenakan selama ini sebagai Menhan Prabowo belum mampu menunjukkan kualitas kerja seperti Menhan sebelumnya.
Menurut Umam, posisi Menparekraf yang dijabat Sandiaga Uno kurang memiliki dampak strategis dalam isu politik nasional.
"Prabowo belum mampu menunjukkan kualitas kerjanya sebagai Menhan selain pengadaan alutsista, yang biasa dilakukan oleh Menhan sebelumnya. Sementara posisi Menparekraf juga kurang memiliki dampak strategis dalam dinamika isu politik nasional," pungkas Umam. (*)