DEMOKRASI.CO.ID - Sejumlah video yang narasinya dikaitkan dengan Front Pembela Islam (FPI) beredar di media sosial sepekan ini. Selidik punya selidik video tersebut dipatahkan kebenaranya alias hoax.
Berdasarkan berita yang dirangkum detikcom, ada kisah viral tentang foto jenazah pria yang dinarasikan salah satu anggota laskar FPI yang ditembak polisi di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek terbujur kaku sambil tersenyum pada Senin 7 Desember 2020.
Kedua, video ambulans bertulisan 'Front Pembela Islam (FPI)' masuk ke halaman sebuah rumah sakit (RS) saat terjadi kericuhan banyak beredar di grup WhatsApp (WA).
Terakhir sebuah video beredar di media sosial (medsos) yang narasinya dikaitkan dengan peristiwa penembakan enam anggota laskar FPI di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek.
Berikut fakta-fakta terkait video tersebut:
Jenazah Laskar FPI Tersenyum
Seorang pria di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), mendatangi Polres Kutai Kartanegara. Dia melaporkan fotonya disalahgunakan dan viral di media sosial.
Foto yang dimaksud adalah foto dirinya memejamkan mata sambil tersenyum dalam posisi berbaring. Fotonya kemudian tersebar luas di media sosial dengan narasi seolah jenazah salah satu anggota laskar FPI yang ditembak polisi di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (7/12) dini hari, terbujur kaku sambil tersenyum.
"Apa yang kau lihat saudaraku... sehingga senyummu begitu indah... Jika kau memang bersalah... tidak mungkin wajahmu begitu bahagia... (kita pasti mati, dan apa yang kita kerjakan akan kita pertanggungjawaban kan dihadapan Allah)," bunyi deskripsi foto tersebut, sebagaimana dilihat detikcom pada Jumat (11/12/2020).
Pria di foto tersebut bukannya salah satu anggota laskar FPI yang bentrok di jalan tol dengan aparat kepolisian Polda Metro Jaya, melainkan Ahmad Mujahid, seorang marbut di Tenggarong, Kutai Kartanegara. Pria 33 tahun tersebut menerangkan kepada polisi tak menyangka fotonya akan viral.
"Sementara sebagai saksi korban, karena Saudara Mujahid tidak tahu yang mengedit dan memviralkan fotonya tersebut, sementara kita terima laporannya dan kita lakukan selidiki berkaitan dengan pelaku yang mengedit dan memviralkan fotonya tersebut," kata Kapolres Kutai Kartanegara AKBP Irwan Masulin kepada detikcom di kantornya.
Pria yang fotonya dinarasikan sebagai 'jenazah laskar FPI yang tersenyum' melapor polisi. (Suriyatman/detikcom) |
Ahmad Mujahid mengaku mengunggah fotonya di grup WhatsApp tepat pada hari kejadian penembakan. Foto tersebut kemudian disebar ke grup Whatsapp 'Pecinta dan Pembela Ulama' dengan narasi 'jenazah laskar FPI tersenyum saat meninggal' dan viral pada Selasa, 8 Desember lalu.
Ahmad Mujahid mengaku kepada polisi, sebenarnya dia berswafoto dengan pose tersebut untuk seorang wanita yang dikenalnya melalui aplikasi media sosial.
"Motif tidak ada, dia hanya berkenalan dengan Ibu Tri, kemudian dia melakukan foto selfie dan dikirimkan kepada kenalannya tersebut. Dan saat ini kita sedang berkoordinasi dengan Bareskrim untuk mengungkap kasus hoax ini," jelas Irwan.
Ahmad Mujahid, yang fotonya viral dengan narasi 'jenazah laskar FPI tersenyum saat meninggal', mengaku sempat ketakutan. Dia pun langsung membuat video klarifikasi di media sosial.
"Saya cuma sekedar nulis 'bismilahirohman hirohim' di foto tersebut. Ini cuma sekedar gurau-gurauan tadi, namun narasi yang beredar berbeda. Nggak menyangka sama sekali bakal seperti ini dan tidak mengira kejadiannya bakal seperti ini," tutur Mujahid.
"Jelas terganggu. Makanya ini hampir takut betul aku ini, ketakutan ini bisa menjadi berita besar, ini menyangkut merugikan orang banyak," tutur Mujahid.
Gara-gara hal ini, Mujahid mengaku trauma mengunggah lagi foto di media sosial. "Terus terang saya kapok dan tidak ingin lagi," ucap Mujahid.
Sementara itu, Kasubid Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kaltim Kompol Hari Rosena mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan terhadap identitas pengedit dan penyebar foto Mujahid.
"Kami masih dalam proses penyelidikan. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Siber Bareskrim juga. Intinya, mereka juga fokus pada penyelidikan kasus viral fotonya Ahmad Mujahid, dan kita masih dalam proses penyelidikan," terang Hari.
Ambulans Bertuliskan FPI Masuk RS Saat Ricuh
Video ambulans bertulisan 'Front Pembela Islam (FPI)' masuk ke halaman sebuah rumah sakit (RS) saat terjadi kericuhan banyak beredar di grup WhatsApp (WA). Banyak narasi yang menyertai video tersebut.
Dalam video berdurasi 1 menit 54 detik, terlihat ada banyak orang, termasuk tenaga kesehatan, di halaman RS tersebut. Tenaga kesehatan tampak mengenakan alat pelindung diri berupa baju, sarung tangan, face shield, hingga penutup kepala.
Di halaman pintu masuk RS, terlihat sejumlah tandu dijejerkan di tanah. Suasana dalam video tersebut terlihat dalam kondisi gaduh.
Terdengar banyak orang berteriak histeris melihat ke arah luar RS. Sementara itu, di luar RS terlihat ada asap membubung yang diduga berasal dari tembakan gas air mata.
Kemudian, masuk sebuah mobil ambulans berwarna putih dengan tulisan FPI di bagian samping. Selain itu, tampak ada sosok gambar orang di bagian samping belakang ambulans tersebut.
Viral video mobil ambulans bertulisan FPI masuk ke halaman RS. Faktanya peristiwa tersebut terkait demo penolakan omnibus law UU Cipta Kerja di area gedung DPRD Riau yang berujung ricuh (Screenshot video viral) |
Berbagai narasi ikut disertakan dalam pengiriman video tersebut. Beberapa di antara disebut kejadian terjadi di RS Polri dan ada yang menyebut peristiwa terjadi di sebuah RS di Purwakarta, Jawa Barat.
Jika diamati, dalam video tersebut juga terlihat sejumlah pemuda yang mengenakan jaket sejenis jaket almamater. Kemudian dalam sebuah sekuen, terlihat plang tulisan Awal Bros.
Ditelisik lebih mendalam, ternyata video tersebut adalah salah satu rangkaian aksi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja (Ciptaker) di area DPRD Riau pada Kamis (8/10). Aksi saat itu berujung ricuh dan polisi berusaha membubarkan massa.
Saat itu demo di area DPRD Riau mulai ricuh setelah mahasiswa merasa kecewa karena tak menemui titik temu saat berdialog dengan pimpinan DPRD Riau. Massa lalu melemparkan sejumlah barang ke arah DPRD Riau.
Aparat kemudian memaksa mahasiswa bubar. Mahasiswa bertahan, lantas polisi menembakkan gas air mata berulang kali. Hingga pukul 16.30 WIB, polisi masih berupaya membubarkan paksa mahasiswa.
Terdengar dentuman suara tembakan gas air mata berulang kali pecah di kawasan gedung DPRD Riau. Mobil water cannon juga dikerahkan menyemprotkan air ke arah massa. Akibatnya, massa kocar-kacir.
Ambulans FPI dan ambulans lain hilir mudik mengevakuasi massa ke RS Awal Bros. Diketahui, RS Awal Bros berada satu ruas jalan dengan gedung DPRD Riau, yakni di Jalan Jenderal Sudirman, Tengkerang Selatan, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau. Kedua gedung ini hanya berjarak sekitar 500 meter.
Mobil ambulans berlambang FPI tersebut pun akhirnya dihentikan paksa aparat. Sebab, imbas aksi penolakan UU Ciptaker, Jalan Sudirman di depan DPRD Riau sudah disterilisasi dari kendaraan. Namun mobil berwarna putih bergambar Habib Rizieq tersebut melintas di Jalan Sudirman.
Aparat lalu memaksa berhenti mobil ambulans berlambang FPI itu saat menerobos Jalan Sudirman di depan gedung DPRD Riau. Ada dua pria di dalam mobil tersebut, yakni satu orang sopir dan rekannya. Setelah dihentikan, keduanya dipaksa turun dari mobil.
Mobil Mitsubishi L300 tersebut akhirnya diamankan pihak aparat. Kedua pria yang belum diketahui identitasnya itu ditahan aparat keamanan.
Penembakan 6 Anggota Laskar FPI di Tol
Sebuah video beredar di media sosial (medsos) yang narasinya dikaitkan dengan peristiwa penembakan enam anggota laskar FPI di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek. Narasi tersebut dinyatakan tidak benar alias hoax.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono menyebut pihaknya telah melakukan pengecekan melalui Dittipid Siber Bareskrim Polri.
Menurut Awi, peristiwa itu terjadi di Kolombia.
"Info dari Dit TP Siber, di Kolombia itu," kata Awi kepada wartawan, Rabu (9/12/2020).
Awi tak merinci lebih detail terkait video penembakan tersebut. Namun dia meminta masyarakat tak mudah percaya terhadap informasi-informasi yang belum teruji kebenarannya.
"Kalau dapat posting-an dari medsos, saring dulu sebelum share, cross-check dulu, tanyakan kepada yang kompeten," katanya.
Dalam video itu terlihat bahwa ada seorang pria berbaju dan bertopi hitam menembak dua orang pria. Video tersebut hanya berdurasi 5 detik.
Terdengar beberapa kali letusan tembakan yang diarahkan ke tubuh dua korban. Awalnya, pria berbaju dan topi hitam menembak dada seorang pria berbaju abu-abu.
Sementara itu, pria satu lagi ketika hendak lari juga ditembak dari belakang. Mendapat serangkaian tembakan, dua orang pria yang menjadi korban itu langsung terkapar.
Ternyata video tersebut juga pernah diklaim terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun telah menyelidiki kebenaran video tersebut.
"Faktanya, dikutip dari Instagram Humas Polda Jawa Barat yang melansir pemberitaan dari laman primerooriente.com (29 Januari 2020), diketahui peritiwa tersebut terjadi di dekat Taman La Judea, daerah perkotaan El Santuario Antioquia, Kolombia. Berdasarkan penelusuran fakta, sebuah situs berita menyebutkan kejadian tersebut terjadi pada tanggal 28 Januari 2020 di Dekat Taman La Judea, daerah perkotaan El Santuario Antioquia Kolombia," terang Kominfo seperti dilihat di situsnya. []