DEMOKRASI.CO.ID - Pelaksanaan Pilkada serentak sudah selesai, tapi kasus Corona belum juga usai. Justru kasus Corona malah naik lagi. Yang menyedihkan, tak sedikit kontestan dan penyelenggara Pilkada meninggal karena Corona. Pilkada menelan korban.
Tercatat, ada 76 kandidat Pilkada 2020 yang dinyatakan positif Covid-19 dan 5 orang di antaranya meninggal dunia. 76 kepala daerah tersebut terdiri dari 44 calon bupati, 19 calon wakil bupati, 10 calon wali kotaI dua calon wakil wali kotaI dan satu calon gubernur.
Mereka yang meninggal adalah calon Walikota Dumai Eko SuharjoI calon Walikota Bontang Adi DarmaI calon Bupati Kabupaten Bangka Tengah Ibnu Saleh dan calon Bupati Berau Muharram. TerbaruI yakni calon Bupati Barru Malkan Amin yang meninggal saat hari Pencoblosan (9/12) karena positif Corona.
Selain kontestan, tak sedikit juga penyelenggara Pilkada yang tewas karena Corona. Kemarin, Ketua KPUD Tangerang Selatan, Bambang Dwitoro meninggal dunia. Bambang meninggal saat dirawat di RS Sari Asih Ciputat usai dinyatakan positif Covid-19.
Komisioner Bawaslu, Mochammad Afifuddin mencatat, banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang dinyatakan positif Corona. Bahkan, petugas KPPS yang reaktif Corona, justru masih bertugas di 1.172 TPS.
Angka tersebut diketahui setelah Bawaslu menerima laporan dari 100.995 pengawas TPS melalui Sistem Pengawasan Pemilu (Siwaslu). Namun, data tersebut, kata dia, masih perlu dikonfirmasi lebih jauh lagi. Misalnya, seberapa lama petugas KPPS tersebut telah dinyatakan positif Covid. Salah satu daerah yang ditemukan KPPS positif Covid-19 masih datang ke TPS yakni di Sulawesi Utara.
Selain itu, Bawaslu juga mendapatkan laporan sebanyak 1.454 TPS tak menyediakan fasilitas cuci tangan. Fasilitas cuci tangan merupakan salah satu yang wajib digunakan sebagaimana protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Itu situasi umum TPS yang kita hadirkan berdasarkan Siwaslu yang kita dapatkan. Tentu nanti berdasar perkembangan situasi akan kita update,” ujar Afifudin.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan, Pilkada tak akan meningkatkan angka penularan Corona. Katanya, kasus di wilayah yang menggelar Pilkada dan tidak, tidak beda jauh.
“Tidak ada kaitan sebenarnya antara besarnya terinfeksi Covid-19 dengan penyelenggaraan Pilkada. Kami sudah buktikan bahwa ini biasa-biasa saja, gitu,” katanya saat rapat monitoring pelaksanaan Pilkada yang diunggah BNPB, Rabu (9/12).
Sementara itu, berdasarkan data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 kemarin, angka positif bertambah 6.388 kasus. Sehingga total kasus terkonfirmasi mencapai 611.641 orang. Sedangkan angka yang meninggal bertambah 142 orang. Totalnya, menjadi 18.653 jenazah.
Jawa Barat menjadi provinsi penyumbang utama dengan penambahan kasus positif mencapai 1.283 kasus. Di-susul Jawa Tengah 992 kasus, lalu DKI Jakarta 951 kasus.
Di dunia maya, kabar banyaknya konstestan dan penyelenggara Pilkada yang tewas karena Corona, mengundang keprihatinan. “Pemilu berujung maut,” cuit akun @wplusgp. “Innalillahi, ngeri kali pengorbanannya buat pemilu doang,” timpal akun @diospyros. “Kalo pilpres yg blm ada corona saja kpps yg mati 600 lebih, maka pilkada saat corona harusnya lebih banyak lagi,” kata akun @SDwiWarsono1. []