DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ikut andil dalam memulihkan penyakit yang diderita Presiden ke-1 Timor Leste Xanana Gusmao. Bahkan saat menjabat sebagai Menkes, Terawan masih meluangkan waktu untuk memimpin pemulihan bagi Xanana.
Xanana menderita sakit kepala selama lebih dari sepuluh tahun. Melalui metode Digital Subtraction Angiography (DSA), Terawan membantu membersihkan penyumbatan pembuluh darah ke otak Xanana.
Sebelum menjabat Menkes, nama Terawan memang telah mencuat ke publik karena kasus cuci otak untuk menyembuhkan pasien stroke --metode yang sebenarnya bernama DSA. Berdasarkan pengalamannya, pasien bisa sembuh dari stroke selang 4-5 jam pascaoperasi.
Tadius Prio Utomo menceritakan pengalamannya saat menemani Xanana di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Dia mengunggah cerita itu di akun Facebook pribadinya pada 28 November 2020 dengan judul "Persahabatan Dokter Terawan dan Xanana Gusmao". Kepada CNNIndonesia.com, Prio membenarkan cerita itu.
Kamis (19/11) pagi itu, Prio ikut mengantar Xanana ke RSPAD untuk chek up. Begitu tiba di rumah sakit, pemeriksaan medis terhadap Xanana segera dilakukan mulai dari paru, jantung, MRI, dan lainnya.
Jadwal pengobatan dengan metode DSA pun segera dibuat. Xanana dijadwalkan menjalani DSA satu hari berikutnya dan akan dilakukan langsung oleh Menkes Terawan.
Namun jadwal yang sudah dibuat untuk tanggal 20 November itu kemudian diundur karena pada hari yang sama Terawan harus menjalankan tugasnya sebagai Menkes. Tindakan DSA dijadwal ulang setelah tanggal 20.
Tiba-tiba Kamis siang itu, Terawan datang menjenguk Xanana. Tanpa diduga dia langsung meminta tim DSA melakukan tindakan saat itu juga.
"Wes ojo ditunda-tunda mumpung aku ada waktu," kata Terawan seperti ditulis Prio.
Tak butuh waktu lama, kenang Prio, tindakan DSA pun dilakukan. Terawan memimpin langsung penyembuhan penyakit Xanana.
Proses itu hanya memakan waktu 20 menit. Begitu urusannya beres, Terawan langsung pamit untuk kembali menjalankan tugasnya sebagai Menteri Kesehatan RI.
"Tadi itu tugas kemanusiaan dan persahabatan, mohon izin yang Mulia (Xanana) saya sekarang harus menjalankan tugas negara," ujar Terawan saat berpamitan kala itu.
Prio menyebut tindakan Terawan terhadap Xanana itu sebagai penghormatan dan tanda persahabatan dua tokoh negara yang berbeda.
"Dokter Terawan sang Menteri kesehatan Indonesia turun langsung memimpin DSA untuk Pak Xanana Gusmao mantan Perdana Menteri Timor Leste yang saat ini sudah menjadi rakyat biasa yang tetap berkharisma," kata Prio.
Mantan aktivis '98 itu mengatakan Terawan selama ini dikenal sebagai dokter yang kontroversial. Mulai dari metode DSA yang menjadi perdebatan di dunia medis, hingga dianggap sebagai menteri yang meremehkan pandemi Covid-19 dan gagal dalam menangani penyebarannya.
"Tetapi jika mengenal Dokter secara pribadi, dokter Terawan tidak sedang meremehkan sesuatu tetapi Beliau adalah orang yang berupaya membangun optimisme dengan bahasa-bahasa yang 'menggampangkan' sesuatu yang sulit atau menakutkan," ujar Prio.
Dia mengingat pesan Terawan ketika beberapa kali bertemu, "Wes percaya saja sama Tuhan, pasti penyakitmu sembuh!"
Prio mafhum, membangun optimisme di tengah bencana, apalagi di antara orang-orang yang ketakutan memang tidak mudah. Bahkan bisa dianggap tidak memiliki empati atau meremehkan sesuatu yang sulit.
"Padahal optimisme adalah obat paling mujarab karena membawa rasa senang yang bisa menjadi imun bagi manusia," kata Prio yang bekerja di Timor Leste.
Dia mengamini apa yang disampaikan Terawan tentang membangun optimisme.
Hari itu, Xanana telah pulih dan kembali ke Timor Leste. "Semoga sehat terus orang-orang baik," kata Prio menutup ceritanya. []