DEMOKRASI.CO.ID - Komisi III DPR mengundang keluarga dari enam orang Laskar Front Pembela Islam (FPI) yang menjadi korban penembakan polisi di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.
Dalam rapat yang berlangsung Kamis (10/12/2020) hari ini, keluarga mengungkapkan kondisi jenazah putra dan kerabat mereka pasca insiden tersebut.
Keluarga almarhum Muhammad Suci Khadavi Poetra, Anandra mengungkapkan tiga luka tembak di bagian dada Khadavi.
Menurutnya, itu diketahui berdasarkan cerita ayahnya yang ikut memandikan Khadavi sebelum dimakamkan.
“Lukanya seperti ditembak jarak dekat. Ayah saya cerita sambil berderai air mata, luka tembak di dada ada tiga,” ungkap Anandra.
Kemudian, Anandra melanjutkan, terdapat luka robek di bagian punggung. Menurutnya luka tersebut seperti akibat diseret saat insiden terjadi.
Khadavi juga mengalami luka memar di bagian jidat. Bagi keluarga, insiden tersebut layaknya pembantaian terhadap anggota keluarga mereka.
“Di jidat ada biru seperti dihantam senjata api yang belakangnya, alhamdulilah muka bersih karena mungkin tidak dipukul di muka. Sampai dikafankan darah masih mengucur,” ungkapnya.
“Buat kami sangat luar biasa, itu seperti pembantaian, berarti tidak ada perlawanan di sana, seperti yang diberitakan itu bohong,” sambung Anandra.
Sementara itu, keluarga almarhum Luthfil Hakim, Zainuri mengatakan ada luka tembak sebanyak empat lubang di bagian dada Luthfil.
Ia juga melihat adanya luka di bagian alat kemaluan Luthfil, Zainuri menduga luka tersebut akibat diinjak.
Selain itu, lanjut Zainuri, sejumlah luka juga ditemukan di beberapa bagian tubuh Luthfil lainnya. Luka-luka itu seperti bekas penyiksaan terhadap anggota keluarganya.
“Saya lihat pas dimandikan, menyaksikan kayak disiksa, di punggung kayak gosong, kemaluan bekas diinjak dan pipi bengkak biru, tangan terkelupas, tembakan dari jarak dekat, empat lubang di dada, tembus ke belakang. Kulit di belakang sama di sini di dad terkelupas,” pungkasnya.