DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat politik Rocky Gerung memperbincangkan sepak terjang Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam dunia politik.
Menurutnya, Gatot tidak bisa dipungkiri memiliki banyak masalah. Gatot pernah disebut sebagi teman dari konglomerat, juga pernah disebut dalam isu privatnya oleh banyak media.
Meski begitu, Rocky menilai Gatot bisa menatap Indonesia ke arah yang lebih jauh berbekal serangan-serangan yang dialamatkan kepadanya.
Gatot untuk saat ini dianggap sedang melakukan pertandingan moral dengan istana.
"Tetapi kalau kita mau ukur misalnya apakah Gatot dalam segi-segi itu angkanya di bawah angka dari mereka yang ada di istana sekarang?" ujar Rocky dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu (02/11/2020).
"Kan Gatot melakukan pertandingan moral tuh. Lain misalnya kalau di istana itu malaikat Gatot udah pasti dijeblosin ke neraka kan," sambungnya.
Rocky menyebut, istana adalah setan gentayangan 24 jam karena iblis-iblis istana hidup dengan motif-motif politik dan ekonomi yang makin lama makin rakus.
"Itu mungkin yang tidak terbaca secara faktual, tapi publik menangkap kesan itu. Dan iblis istana itu nggak punya alamat tetap, bisa berpindah-pindah dia lokasinya," imbuh Rocky.
Selain itu, Gatot dianggap mampu memperlihatkan ketegasannya karena dalam tiga bulan ini ia konsisten untuk menyatakan diri tidak takut pada kekuasaan. Gatot, kata Rocky, hanya takut pada perintah langit.
"Dan itu menimbulkan harapan baru kepada politik yang sering kali dianggap bahwa politik itu begitu ditodong oleh amplop berhenti, begitu ditodong oleh jabatan berhenti itu," sambungnya.
Rocky juga menyoroti keputusan Gatot Nurmantyo saat menolak hadir di istana saat pemberian penghargaan bintang mahaputra.
"Itu sinyal moral yang bagus. Bahwa dia bisa bedakan antara peristiwa politik pemberian itu dan lambang dari medali itu. Jadi dia memilih lambangnya, peristiwa politiknya dia abaikan," kata Rocky lagi.
Dengan pemaparannya tersebut, Rocky menilai Gatot Nurmantyo telah menunjukkan kemampuan dia membaca arah politik ke depan.