DEMOKRASI.CO.ID - Aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini ke kolong jembatan belakang Kantor Kemensos disarankan untuk segera diubah.
Pengamat politik Universitas Nasional Andi Yusran mengapresiasi langkah Risma kalau tujuannya semata-mata melihat kondisi nyata di sekitar Kantor Kemensos.
Meski demikian, ia mengaku khawatir apabila pola Risma blusukan di sekitar Jakarta justru yang muncul kesan sebagai seorang kepala daerah akan menguat.
"Langkah itu jangan terus dilakukan lebih jauh, kerja menteri wilayah makro, kalau begitu kepala daerah seperti bupati walikota, kalau di Jakarta ya gubernur. Nanti malah menteri rasa walikota," demikian pandangan Andi Yusran kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (31/1).
Leih lanjut Andi justru menyarankan kalau Risma memang ingin bekerja maksimal, sebaiknya pola titik yang didatangi disampling se Indonesia. ;
Beberapa titik yang perlu didatangi, menurut Andi adalah Papua, perbatasan Aceh , Kalimantan Utara dan berbagai titik lokasi yang dalam data Kemensos memiliki banyak masalah sosial.
Dengan cara itu, Andi meyakini Risma akan dapat membuat suatu sistem yang dapat menjawab masalah sosial secara komprehensif.
"Saya malah sarankan untuk turun ke Papua, Aceh ke Kaltara lihat kondisi masyarakat lalu kemudian membuat resolusi penanganan masalah sosial secara komprehensif ," demikian kata Andi Yusran.
Saat Risma beraktivitas pertama di Kantor, ia tancap gas dengan melakukan blusukan ke kolong jembatan belakang Kantor Kemensos, Jakarta Pusat.
Risma kemudian merayu warga yang tinggal di tempat tak layak bawah kolong jembatan untuk mau dipindah ke balai yang lebih layak.
Walikota dua periode itu pun menawarkan akan memberi jaminan penghidupan lebih layak dengan berbagai pelatihan skill. (*)