logo
×

Minggu, 01 November 2020

Terkait Pidato Macron, RI Diminta Putus Hubungan Diplomatik dengan Prancis

Terkait Pidato Macron, RI Diminta Putus Hubungan Diplomatik dengan Prancis

 


DEMOKRASI.CO.ID - Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Nasyirul Falah Amru mengecam keras pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron, terkait Islam dan karikatur Nabi Muhammad SAW. Dia pun mendesak Macron untuk meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia.

“Pernyataan dan sikap Presiden Macron itu telah membuat hati umat Islam sedunia sakit. Kami mendesak Pemerintah Prancis untuk meminta maaf kepada umat Islam,” kata pria karib disapa Gus Falah ini lewat siaran persnya, Minggu (1/10).

Gus Falah melanjutkan, jika Presiden Macron tidak mau meminta maaf, Bamusi menyerukan kepada umat Islam Indonesia maupun dunia untuk memboikot seluruh produk Prancis.

“Bamusi juga mendesak Pemerintah Indonesia untuk memutus hubungan diplomatik dengan Prancis sementara waktu, sampai Presiden Macron menyadari kekeliruannya dan meminta maaf kepada seluruh umat Islam,” tegas Politisi PDI Perjuangan ini.

Menurut Gus Falah, ketegasan terkait pemutusan hubungan diplomatik diperlukan agar Pemerintah Prancis menyadari bahwa generalisasi terhadap suatu agama adalah kesalahan besar.

“Apabila ada satu atau dua oknum yang melakukan tindakan keji, tak sepatutnya tindakan itu menjadi dasar generalisasi terhadap agama yang dianut oknum tersebut. Karena tindakan oknum itu sama sekali tidak mencerminkan ajaran agama yang dianut,” dia memungkasi.

Seperti diketahui, Macron memicu protes besar di dunia Muslim setelah berkomentar kalau negaranya tetap mempertahankan kebebasan berpendapat dengan mengizinkan kartun Nabi Muhammad dipublikasikan oleh mingguan Charlie Hebdo.

Tak hanya itu, pada Jumat (23/10) Macron juga mengatakan Islam adalah “agama yang mengalami krisis di seluruh dunia”.

Hal itu dinyatakan Macron sebagai reaksi atas pembunuhan guru Samuel Paty baru-baru ini, setelah sang guru menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya.

Macron menganggap Paty adalah martir yang mengusung kebebasan berpendapat, serta menyebut pelaku sebagai seorang radikal Muslim.

Artikel Asli

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: